Sonora.ID – Standar kecantikan para pria mungkin berbeda-beda. Namun, jika dilihat pada zaman modern ini, para pria pasti akan tergiur dengan wanita yang memiliki bentuk dan berat badan ideal dan selalu terlihat modis.
Hal tersebut memang tidak salah, sebab hak bagi seorang pria ingin memiliki wanita seperti apa. Hanya saja, tidak semua wanita yang memilihmu juga akan berpenampilan seperti standart yang kamu inginkan.
Berbeda dengan 2 negara ini, mungkin para pria akan sangat terkejut dengan standar kecantikan serta selir dari pilihan para raja pada zaman tersebut. Sangat jauh berbeda dengan zaman sekarang, standar kecantikan ini cukup unik, namun benar adanya.
Dimana dan seperti apa standar kecantikan tersebut? Berikut ulasannya:
1. Kekaisaran Persia, Iran
Saat dibawah kepemimpinan Nasir al-Din Shah Qajar, standart kecantikan seorang wanita sangat jauh berbeda pada zaman sekarang.
Kecantikan pada masa itu lebih mengutamakan wanita yang berkumis dan badan yang cenderuk gemuk. Selir pada masa kerajaan saat itu cenderung memiliki ciri yang sama. Kumis tebal dan wajah bulat sering terlihat di istana kerajaan.
Bahkan, terdapat penelitian yang pada situs Abitofhistoryblog.com dan dimuat oleh penulis bidang sejarah, Victoria Martinez menuliskan bahwa lebih dari 10 pria bunuh diri akibat cintanya ditolak oleh wanita yang berkumis tebal tersebut.
Hasil lain yang mengejutkan, bahwa standar kecantikan sekitar tahun 1896 tersebut berpatokan dengan seorang putri kerajaan.
Putri Fatemeh Khanum "Esmat al-Dowleh" adalah anak perempuan Nasir al-Din Shah Qajar.
Selain kecantikan yang membuat para pria bunuh diri karena ditolaknya adalah keterampilan yang dimiliki oleh sang putri.
Ia dikenal sangat pandai bermain piano dan wanita ini termasuk pemain piano wanita pertama di Iran.
Baca Juga: Dikenal sebagai Tempat Pesugihan, Gunung Kawi Menyimpan Rahasia Kebenaran Memperolah Kekayaan
2. China
Standar kecantikan di China pada masa Kiasar Li Yu dari Dinasti Tang cukup berbeda dengan standar kecantikan pada masa sekarang. Sebab, kecantikan itu dinilai dari tradisi budaya Kaki Seroja.
Pada masa itu semua anak perempuan harus melakukan tradisi Kaki Seroja, yaitu mengikat telapak kaki dengan tujuan agar kaki lebih kecil dan mungkil.
Keanggunan seorang perempuan pada masa itu dilihat dari kaki yang kecil yang menyerupai bunga seroja.
Tradisi untuk memenuhi standar kecantikan pada masa itu juga terbilang lama, anak perempuan harus mengikat kakinya dari umur 4 hingga 8 tahun.
Kebudayaan dan tradisi itu dilakukan pada anak-anak sebab, tulang kaki masih terbilang lunak dan memungkinkan untuk bisa berubah sesuai dengan standar kecantikan China pada masa itu.
Bukan hanya standar kecantikan, pada masa itu China juga memiliki standar status sosial. Bagi mereka yang memiliki keuangan yang sangat buruk dan ingin menikah dengan pria kaya, sang wanita perlu memiliki kaki yang mungil untuk memenuhi standar sosial tersebut.
Semakin kecil kaki, semakin cantik seorang perempuan dimata para pria.
Baca Juga: Bukan Hanya Sebagai Alat Pembayaran, Inilah Fakta Unik Cokelat Lainnya!