Sonora.ID - Secara umum investasi memiliki risikonya masing-masing.
Tidak ada satu instrumen saham yang tidak memiliki risiko meskipun risikonya tergolong sangat minim.
Risiko investasi sudah menjadi buah bibir di kalangan masyarakat, dan salah satu pandangan yang berkembang paling pesat adalah risiko investasi saham yang sangat tinggi.
Meluruskan hal tersebut, Inspirator Investasi Indonesia, Ryan Filbert dalam siaran Radio Smart FM 'Resiko dalam Investasi itu Pasti! Tapi Bisa di Antisipasi' (10/11/21) menjelaskan suatu studi terkait investasi yang paling ditakuti sebagian besar orang, yakni saham.
Baca Juga: Risiko Berbagai Instrumen Investasi: Mulai dari yang Paling Minim hingga Paling Berisiko
"Ada satu studi yang menarik, bila kamu mendapatkan instrumen investasi yang harganya bisa naik dan turun, maka semakin dia mengalami naik-turun secara cepat, kamu harus berani masuk ketika dia turun," jelas Ryan.
Fluktuasi semacam ini memang biasa dialami instrumen investasi saham.
Ryan menambahkan, terlepas dari tingkat fluktuasinya yang tinggi, saham ini tidak bisa dibeli hanya sekali.
Selanjutnya, studi yang dijelaskan oleh Ryan mengatakan kalau pada akhirnya, risiko investasi saham tidak semenakutkan yang orang-orang bicarakan.
Studi tersebut melihat bahwa dalam 15 tahun berinvestasi saham, rugi yang dialami pemegangnya hanya berkisar 4 tahun.
Baca Juga: Menko Airlangga Sebut 38,7 Persen Total Investasi di Asia Tenggara Berasal dari Sektor Digital
Dikatakan pula bahwa sebesar 26,47 persen atau dalam rentang waktu 4 hingga 5 tahun, return dari saham ini mencapai 28 persen per tahunnya.
Data ini secara jelas menunjukkan kalau pada akhirnya saham memiliki risiko yang tidak sebesar itu.
"Pelajaran dari sini adalah, kadang kalau dijalankan hasilnya tidak semenyeramkan kata orang," ujar Ryan.
Oleh karenanya, strategi yang tepat dalam berinvestasi saham, utamanya bagi orang awam adalah dengan terus menabung rutin dalam jumlah yang tidak begitu besar.
Jika memulai investasi saham dengan membelinya dalam jumlah besar, Ryan mengatakan ini sudah menjadi langkah yang salah.
Selain dari itu, Ryan turut mengingatkan kalau membeli instrumen saham perlu diawali dengan mengenali tujuanmu berinvestasi, bukan mengenal terlebih dahulu instrumennya.
Baca Juga: Ryan Filbert Ungkap Alasan Mengapa Disiplin dalam Investasi Sangat Penting