“Menyelam di Sungai Musi airnya keruh jadi tidak bisa melihat sama sekali. Kalau sudah menyelam pasrah. Dibawah tidak tahu seperti apa, entah ada binatang buas, keadaan bahaya tidak tahu. Kejadian hampir mati sering, missal selang kompresor kesangkut jadi tidak ada pasokan udara dari atas. Bisa tenggelam bila tidak cepat-cepat berenang ke atas,” ujarnya.
Penyelam di Pulau Kemaro cukup banyak, mereka menemukan porselen, kemarik cina, gerabah dan emas, namun emas tidak banyak di Pulau Kemaro, kebanyakan terdapat di Sekanak dan Benteng.
“Dulu masyarakat belum ada edukasi tentang sejarah, barang-barang temuan mereka langsung dijual, penting dapat duit. Sekarang pemikirannya sudah terbuka, barang-barang objek cagar budaya disimpan,” tukasnya.
Musi Treasur Galery didirikan bertujuan sebagai objek wisata di Pulau Kemaro. Penyelam bisa menjual barang temuannya kesana dan menjadi objek wisata serta memberi dampak ekonomi.
“Berharap pemerintah kota bisa bekerjasama membangun Musi Treasure Galery dan bisa menjadi tempat edukasi dan penelitian arkeolog. Banyak benda-benda yang tidak bisa dipertahankan karna tidak bisa menampung seluruh benda-benda itu karena harus membeli,” tukasnya.
Baca Juga: Kasus Covid-19 di Palembang Menurun, Masyarakat Dihimbau Tetap Patuhi Prokes