Priska yang akrab disapa Dedeq ini juga ingin memperkenalkan batik khas dari kota Singkawang, yaitu Batik Tiga Penjuru.
"Batik Motif Tiga Penjuru ini memiliki makna yaitu, Tiga gerbang utama masuk ke wilayah kota Singkawang. Di situlah kita bangun Kampung batik dengan adab yang berbeda, di Sedau dengan kain motif khas melayu pesisir, kemudian di timur motif perpaduan antara adab China dan Dayak, serta motif urban (campuran)," terangnya.
Dalam produksi dua bulan belakangan, Kampung Batik Kote Gallery Singkawang menjual 30 kain batik tenun.
"Harga kain batik kami dibandrol dengan harga 300 ribu hingga 3 juta rupiah. Untuk Batik Tiga Penjuru dengan motif naga, yang paling laris dijual," katanya.
Kain batik produksi Kampung Batik Kote Gallery ini dipasarkan secara online, hotel dan tempat pemasaran lainnya. Untuk bahan baku Priska dan teman-teman tetap mengambil dari bahan baku dari pulau jawa.
Priska berharap agar PLN lebih memperhatikan lagi UMKM yang ada Singkawang, seperti di kampung Batik, yang juga menggunakan listrik sebagai sarana pendukung produksi tenun.
Baca Juga: STIKes Yarsi Pontianak Lakukan Vaksinasi dan Penggalangan Donasi Peduli Banjir