Bandung, Sonora.ID - UMKM menjadi salah satu sektor yang paling merasakan dampak wabah Virus Covid-19. Krisis ekonomi akibat pandemi pun sangat berdampak terhadap kelangsungan UMKM.
Dahulu, saat krisis moneter tahun 1998, UMKM menjadi penyelamat ekonomi nasional yang kala itu mampu meningkat lebih dari 300 persen disaat banyak usaha besar yang kolaps. Berbeda saat pandemi, justru UMKM yang sangat terdampak.
Di masa pandemi, terjadi perubahan pola konsumsi barang dan jasa masyarakat dari offline ke online.
Pelaku UMKM pun harus mengikuti perubahan pola tersebut agar dapat survive, serta bisa berkembang dan mampu menghadapi kondisi new normal.
Baca Juga: Bakesbangpol Lakukan Verifikasi, Ormas di Jabar Harus Melek Digital
Digitalisasi menjadi sebuah kebutuhan penting, terbukti di Masa Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) memberikan kenaikan pada pemanfaatan e-learning, eCommerce, literasi digital, permintaan delivery, dan kebutuhan alat kesehatan/kebersihan.
Sebut saja Ade Nurhayati (51 tahun), pemilik usaha olahan susu dari Kota Tasikmalaya, adalah salah satu pelaku UMKM yang terdampak pandemi.
Ade yang sebelumnya mengandalkan penjualan di sekolah-sekolah, dan toko oleh-oleh, jatuh terpuruk karena sekolah dan tempat wisata tutup.
Namun itu tak membuatnya menyerah. Ade berhasil bertahan dengan mengoptimalkan penjualan online dan bergabung dengan komunitas UMKM usAHA binaan Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto. Seiring pandemi yang kian terkendali, usahanya kini mulai kembali bergeliat.
Baca Juga: Harapan UMKM di Sedau, Bisa Hasilkan 3 Ton Belacan dalam Setahun
Sebelum pandemi, Ade yang menjual produk olahan susu seperti susu segar, stick yogurt, yogurt murni kemasan botol, dan permen karamel susu, sempat memiliki 30 freezer yang ditaruh di sekolah-sekolah di wilayah Tasik, Ciamis, hingga Pangandaran. Ade juga menitip jualkan produk permen karamel susu dan yogurtnya ke sejumlah toko oleh-oleh.
Namun sejak pandemi melanda dan pemerintah menerapkan kebijakan pembelajaran jarak jauh untuk mencegah penyebaran Covid di sekolah, usahanya terhenti. 30 freezer yang ia miliki, tidak terpakai. Toko oleh-oleh pun sepi karena tempat wisata ditutup dan mobilitas warga dibatasi.
Diketahui sebelum pandemi, Ade bisa menjual 60-100 liter yogurt per hari. Setelah pandemi ia mengaku perhari hanya bisa menjual sekitar 40 liter.
"Itu juga bersyukur masih bisa kejual. Sebelum pandemi omset sampai 30 juta perbulan, setelah pandemi paling besar cuma 10 juta perbulan," ceritanya dalam sebuah acara UMKM di Tasikmalaya, Sabtu (21/11/2021).
Ade juga terpaksa mengurangi jumlah karyawannya dari enam orang menjadi tinggal setengahnya.
Meski demikian, Ade tak begitu saja menyerah pada keadaan. Beradaptasi dengan keadaan, Ade mulai mencoba mengoptimalkan penjualan secara online melalui Instagram dan Whatsapp. Walau belum bisa sebesar penjualan sebelumnya namun cara itu mampu membuatnya bertahan.
Kini Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) mulai dilonggarkan, seiring dengan pandemi yang makin terkendali. Hal itu berdampak positifnya pada usaha Ade.
"Sekarang toko oleh-oleh itu lagi bagus-bagusnya, karena pelonggaran PPKM, pariwisata udah hidup lagi. Jadinya jualan juga bisa nafas lagi," ujarnya.
Baca Juga: PLN Bantu UMKM Rumah Produksi Belacan di Sedau dengan Mesin Produksi
Kedepan, Ade berencana untuk lebih mengoptimalkan lagi penjualan online dan membuka kesempatan untuk bermitra dengan reseller.
Ia mulai belajar kiat-kiat untuk memasarkan produk secara online dan ikut bergabung dalam komunitas UMKM usAHA binaan Ketua Umum Partai Golkar ini.
"Saya diajak seorang teman. Awaknya dibilang karena ada program pelatihan Wirausaha Maju untuk UMKM, ternyata benar," papar Ade.
Dari program pelatihan online tersebut, Ade mengaku mendapat ilmu baru dalam pengelolaan usaha. Manfaat lain yang didapatnya adalah ia bisa berbagi ilmu dan informasi dengan sesama pelaku UMKM.
Usaha Ade juga terpilih untuk diikutkan dalam program usAHA Kita. UMKM terpilih ini dibantu promosi dengan program digital marketing yang dilakukan team UMKM usAHA. Ade juga mendapatkan bantuan 50 tumbler yang bisa ia gunakan sebagai alat promosi penjualan produknya.
"Semenjak dipromosiin itu, jadi banyak yang order. Ada dari Garut, Bandung, Jakarta, Bekasi. Itu mereka beli dari Instagram semua. Beda banget lah waktu sebelum dipromosiin mah pokoknya," papar Ade lagi.
Ade mengungkapkan, ini adalah kali pertama bagi dirinya mengikuti pelatihan UMKM yang manfaatnya tidak hanya terasa bagi pelaku usaha, namun juga bagi para konsumen. Ade merasa ada kesinambungan di tiap program UMKM usAHA. Teori dari pelatihan pemasaran produk yang ia ikuti secara online, bisa ia praktikkan, dan diperkuat dengan kegiatan promosi dari UMKM usaha.
Baca Juga: Kampung Wisata Membatik, Rasakan Pelayanan Maksimal PLN
Sementara itu, Koordinator UMKM usAHA Kota Tasikmalaya, Andi Kurnia Rahman mengatakan, kelompok UMKM usAHA di Kota Tasikmalaya, jumlahnya mencapai 310 pelaku UMKM yang tersebar di sepuluh kecamatan.
Dalam upaya memberdayakan UMKM. UMKM usAHA telah menyelenggarakan beberapa program. Yang pertama adalah program pelatihan WirausAHA Maju, berupa pelatihan pemasaran digital, pengelolaan keuangan, hingga kiat-kiat pengembangan usaha.
Selain itu ada juga program usAHA Kita yang membantu anggota UMKM usAHA terpilih untuk melakukan digital marketing.
“Lewat program usAHA kita ini, anggota UMKM usAHA yang melakukan penjualan online, kita bantu promosi lewat jaringan sosial media UMKM usAHA dan influencernya. Supaya usahanya lebih dikenal, bahkan bisa meningkatkan omset,” kata Andi.
Andi juga memaparkan terkait program UMKM usAHA di Kota Tasikmalaya yang rencananya akan dilaksanakan akhir bulan ini, yaitu program usAHA Borong Usaha. Kegiatan ini rencananya akan diadakan di kawasan Padayungan, Jl. Siliwangi, Kota Tasikmalaya.
“Agenda terdekat kita itu ada program usAHA Borong Usaha, akhir November ini. Rencananya kalau tidak ada perubahan akan diadakan di Padayungan, Jl. Siliwangi Tasikmalaya,” papar Andi.
Sementara itu, Wardita selaku Koordinator UMKM usAHA Provinsi Jawa Barat mengatakan bahwa saat ini UMKM usAHA binaan Airlangga Hartarto di Provinsi Jawa Barat berjumlah 4.111 UMKM. UMKM tersebut tersebar di sembilan Kabupaten/Kota di Jawa Barat, yaitu Kota Bogor, Kabupaten Bogor, Kota Bekasi, Kota Tasikmalaya, Kota Bandung Kabupaten Bandung, Kabupaten Bandung Barat, Kota sukabumi dan Kota Cimahi.
Menurut Wardita, kedepannya UMKM usAHA di Jawa Barat akan diperluas cakupan wilayahnya ke tiga kabupaten/kota yaitu Indramayu, Kota Banjar, dan Purwakarta.
Baca Juga: Setelah Taripang, Pemkot Makassar Perkenalkan Baruasa Bangkitkan Ekonomi