Sonora.ID - Kebanyakan masyarakat Indonesia membutuhkan bantuan alat penyejuk atau pendingin ruangan pada saat tidur malam, pasalnya memang sebagian besar wilayah Indonesia memiliki iklim tropis atau bersuhu tinggi.
Tak heran masing-masing rumah pasti memiliki setidaknya 1 alat untuk pendingin ruangan, baik itu kipas angin atau AC.
Dalam program Health Corner di Radio Sonora FM, dr. Santi dari Medical Centre Kompas Gramedia menegaskan bahwa memang penggunaan kipas angin atau AC ini tidak menyebabkan penyakit paru, termasuk flek paru atau TBC.
Kipas angin dan AC agaknya menjadi barang elektronik yang wajib berada di rumah, bahkan di dalam masing-masing kamar tidur.
Bahkan tak jarang juga ada yang tidak bisa tidur tanpa bantuan penyejuk ruangan.
Baca Juga: Tidur Pakai Kipas Angin Bisa Sebabkan Flek Paru? Ini Kata Dokter
Meski demikian, pihaknya menegaskan ada 3 tips aman gunakan kipas angin saat tidur semalaman.
Sering-sering bersihkan kipas
Kipas angin yang sering digunakan dan diletakan di ruang yang terbuka, tak menutup kemungkinan terjadinya penumpukan debu pada baling-baling kipas tersebut.
Ketika kipas dalam kondisi berdebu tetap digunakan, maka potensi debu tersebut beterbangan dan masuk ke dalam saluran pernapasan sangat besar.
“Kalau mau pakai kipas boleh, dengan catatan kipas itu sering dibersihkan,” tegas dr. Santi.
Hal ini penting karena penyakit flek paru atau TB patu terjadi ketika adanya bakteri yang masuk ke dalam saluran pernapasan.
Baca Juga: Jangan Keseringan Pakai Kipas Angin, Ini 3 Efek Negatif Buat Kesehatanmu!
Perhatikan kebersihan ruangan
“Ruangan tempat kipas itu menyala, misalnya di kamar tidur, nah kamar tidurnya minta tolong dijaga kebersihannya, misalnya di langit-langit atau di atas lemari, di kolong ranjang,” sambungnya menambahkan.
Pasalnya, ketika ruangan yang menggunakan kipas angin itu berdebu, maka kipas angin berpotensi untuk meniup dan menerbangkan debu-debu tersebut hingga menyebar ke dalam ruangan.
Dengan demikian, potensi debu masuk ke dalam saluran pernapasan pun menjadi tinggi.
Tanpa penyejuk ruangan dan kipas angin pun debu bisa dihirup, terlebih jika ada kipas angin yang meniup debu dan membuat debu jadi mudah terbang dan masuk ke dalam saluran pernapasan.
Perhatikan kemungkinan anggota keluarga alami alergi debu
“Kalau misalnya ada anggota keluarga yang alergi debu, itu bisa terpicu,” tambah dr. Santi.
Kalau pun tidak ada pihak yang menderita alergi debu, tetap saja kondisi ini secara jangka panjang tidak baik untuk saluran pernapasan.
“Karena adanya debu bisa berkumpul dan membuat kinerja dari rongga hidung menjadi lebih berat,” paparnya menegaskan.
Jadi tak hanya kebersihan kipas angin yang harus diperhatikan, tetapi juga kebersihan ruangan dan potensi penyakit yang bisa ditimbulkan di dalam anggota keluarga yang menggunakan kipas.
Baca Juga: Biar Awet, Ikuti Tips Merawat Kipas Angin Ini!