Hal yang sama juga berlaku dengan penggunaan pendingin ruangan.
“Jadi coba perhatikan, jangan-jangan ketika jendela di buka, jalanan depan rumahnya penuh dengan motor yang lalu lalang, ya polusinya itu lah yang bikin batuk mungkin atau jangan-jangan jendelanya dibuka tapi kamarnya kotor misalnya,” sambungnya.
Ketika menggunakan pendingin ruangan pun, baik alat pendingin yaitu kipas angin atau AC yang harus bersih, kondisi kamar atau tempat tidur juga perlu dijaga kebersihannya.
Pasalnya, kipas angin atau AC bisa menerbangkan debu-debu yang ada di dalam ruangan dan memungkinkan dihirup oleh orang yang berada di dalam ruangan tersebut dalam jangka waktu lama.
Kemungkinan lainnya adalah adanya alergi dengan angin malam, alergi dingin, dan sebagainya, bisa menyebabkan reaksi yang berbeda bagi setiap orang.
“Atau memang batuk bisa muncul setelah tertular. Jadi coba diperhatikan lagi apakah keluhannya datang setiap malam, setiap membuka jendela? Tapi secara langsung angin malam membuat batuk sih tidak,” tegas dr. Santi menambahkan.
Baca Juga: Kipas Angin dan AC Bisa Memperparah Dampak Negatif Penggunaan Gadget?