Sonora.ID - Hidup ini adalah kumpulan dari pilihan, sehingga penting untuk bisa dan berani mengambil keputusan atas banyaknya pilihan yang ditawarkan dalam hidup ini.
Tetapi di sisi lain, tak sedikit pihak yang merasa kesulitan setiap kali harus mengambil sebuah keputusan, mereka biasanya takut keputusan atau pilihan yang dipilihnya adalah pilihan yang salah di kemudian hari.
Padahal, masing-masing pilihan dan keputusan pasti ada konsekuensinya masing-masing.
Dalam program Smart NLP di Radio Smart FM, Licensed Master Trainer of NLP, Hingdranata Nikolay memberikan 4 cara untuk berani mengambil keputusan.
Perjelas efeknya
“Selain target dari keputusan, harus tahu juga benefit atau effect dari keputusan yang kadang-kadang blur. Ini yang menyebabkan keinginan untuk mengambil keputusan tidak gede-gede amat. Jadi clear bukan hanya targetnya tetapi juga efeknya,” tegas Hing.
Ketika efeknya sudah jelas, misalnya untuk membuka peluang kerja yang lebih baik, maka seseorang akan lebih mudah mengambil keputusan.
Keputusan yang diambil adalah yang memiliki target dan efek yang sesuai dengan apa yang ditetapkan sebelumnya.
“So number one, bukan hanya target tapi benefitnya juga harus clear. The why-nya,” sambungnya.
Baca Juga: Ribuan Pekerja datangi Balai Kota Jakarta tuntut Gubernur Anies Cabut SK UMP 2022
Pertimbangkan risiko
Ketika adanya beberapa pilihan yang ditawarkan, masing-masing pilihan pasti memiliki risiko atau hal-hal yang harus dikorbankan, sehingga penting untuk mempertimbangkan risiko tersebut.
Misalnya, seseorang yang hendak pindah kerja demi pendapatan yang lebih tinggi untuk keperluan anak sekolah, tetapi di satu sisi takut untuk gagal di tempat yang baru, dirinya harus mempertimbangkan risiko yang lebih tinggi.
Apakah lebih menakutkan anak tidak bisa bersekolah di tempat yang bagus, atau lebih menakutkan kegagalan di tempat yang baru?
“Kita bisa bandingkan risiko mana yang lebih besar dan menakutkan? Jadi ada dua risiko, tinggal yang mana yang lebih gede,” tegas Hing.
Fokus pada progress bukan perfection
“Semua keputusan yang kita buat itu akan ada risiko salah, tetapi intinya adalah dengan memutuskan saya membuat satu langkah. Jadi fokusnya bukan perfection, tapi progress,” sambungnya menegaskan.
Jadi, ketika membuat sebuah keputusan, fokusnya bukanlah pada kesempurnaan atau benar/tidaknya keputusan tersebut, tetapi kepada langkah yang sudah diambil.
Ketika tidak mengambil keputusan, tidak ada progress yang terjadi, selama keputusan itu diambil, maka ada progress meski mungkin tidak perfect.
“Karena kita mau sempurna, maka muncul ketakutan, fokusnya progress, bergerak,” tambah Hing.
Baca Juga: Kurang Tidur Bisa Turunkan Kemampuan Ambil Keputusan? Ini Tips Trainer NLP
Eliminasi pilihan
Ketika terlalu banyak pilihan yang ditawarkan, otak manusia akan cenderung lebih susah untuk mengambil keputusan, maka penting untuk mengeliminasi pilihan-pilihan tersebut.
“Eliminasi itu saran saya sampai hanya 3 atau 4 pilihan saja. Itu sudah maksimum banget, otak kita enggak proses lebih banyak dari itu. Itu yang kita analisis pro dan kontra. Kalau ada 10 otak kita langsung hang,” paparnya.
Jadi, ketika ada banyak pilihan, penting untuk memiliki indikator untuk mengurangi pilihan menjadi 3 atau 4 pilihan saja, kemudian analisa kelebihan dan kekurangan dari pilihan tersebut.