Sonora.ID - Sebagian besar perokok tembakau mungkin pernah terpikirkan untuk berhenti merokok karena beberapa alasan tertentu.
Dikarenakan sifatnya yang adiktif, perokok biasanya mencari alternatif lain seperti vape karena merasa bahwa benda tersebut lebih aman.
Namun, meski penelitian tentang vaping belum terlalu luas, telah diungkap bahwa vape ternyata sama berbahayanya seperti rokok biasa. Mengapa demikian?
Terdapat beberapa fakta tentang vaping lainnya yang perlu wajib kamu ketahui dan kembali mempertimbangkan pilihanmu untuk tetap merokok. Dilansir dari beberapa sumber, berikut informasinya:
Baca Juga: Studi: Pengguna Vape Berisiko 7 Kali Lipat Terinfeksi Virus Corona
1. Tidak seberbahaya rokok biasa, namun tetap tidak aman
Rokok biasa dan vape sama-sama melibatkan pemanasan zat dan membuat Anda menghirup asap yang dihasilkan.
Dalam rokok biasa, Anda menghirup asap dari tembakau, sementara dalam vaping, Anda memanasakan cairan perasa dan bahan kimia lainnya dalam alat vape hingga berubah menjadi uap dan kemudian Anda hirup.
Stephen Broderick, seorang ahli bedah kanker paru-paru Johns Hopkins menyebut, vape memiliki cara kerja yang sama dengan nebulizer – alat untuk menghantarkan obat yang sering dipakai oleh penderita asma atau penyakit paru-paru lainnya.
"Nebulizer mengubah obat cair menjadi uap yang dihirup pasien. Dan ini adalah cara yang efektif untuk mengantarkan obat ke paru-paru," jelas Broderick.
2. Buruk untuk paru-paru
Masih terhubung dengan penjelasan pertama, hidung menghirup asap dari bahan kimia cairan vape ke dalam paru-paru.
Nikotin dalam rokok elektirk dapat meningkatkan tekanan darah dan memacu adrenalin yang meningkatkan detak jantung Anda dan kemungkinan terkena serangan jantung.
Data yang muncul menunjukkan hubungan dengan penyakit paru-paru kronis dan asma, dan hubungan antara penggunaan ganda rokok elektrik dan rokok biasa dengan penyakit kardiovaskular.
Baca Juga: Mengenal Penyakit Evali, Penyakit Paru Akibat Rokok Elektrik (Vape)
3. Sama-sama adiktif
Baik rokok elektrik maupun rokok biasa mengandung nikotin, yang menurut penelitian mungkin sama adiktifnya dengan heroin dan kokain.
Zat kimia ini dapat membuatmu sangat adiktif dan juga beracun.
Bahkan, terdapat banyak juga pengguna rokok elektrik yang justru mendapatkan lebih banyak nikotin daripada yang didapatkan dari produk tembakau.
4. Bukan alat berhenti merokok biasa
Meskipun vaping telah dipasarkan sebagai alternatif untuk membantu Anda berhenti merokok, rokok elektrik belum menerima persetujuan Food and Drug Administration sebagai alat berhenti merokok.
Sebuah studi baru-baru ini menemukan bahwa kebanyakan orang yang bermaksud menggunakan rokok elektrik untuk menghentikan kebiasaan nikotin akhirnya terus merokok baik rokok tradisional maupun rokok elektrik.
Orang dewasa yang menggunakan rokok elektronik ini disarankan untuk berhenti merokok dan mempertimbangkan risiko dan manfaatnya.