Hal ini dijelaskan oleh I Gusti Ngurah Murthana, S.T selaku Koordinator Acara pentas seni dibidang Karawitan Denpasar Festival.
"Di Kota Denpasar ada banyak lomba-lomba, baik itu ada parade maupun semua jenis bidang seni karawitan. Seperti genggong ini punya potensi pestasi kita tempatkan di Denpasar Utara," paparnya.
Sementara itu, Komposer dari seni karawitan, Putu Yoga Pradana Putra dari Sekaa Suling Madu Suwara menampilkan garapan spesialnya untuk Denpasar Festival.
Sekaa Suling Madu Suwara menampilkan gong suling yang bertajuk “Enjoy Skank” dan “Kumbang Ayana”. Skank merupakan suatu gaya ritmis dalam musik reggae.
Musik reggae berbasis pada gaya ritmis yang bercirikan aksen sinkopasi. Inspirasi genre musik raggae ini dikolaborasikan oleh Yoga dengan media gamelan suling.
“Sebenarnya terinspirasi dari raggae ini karena musiknya relaks. Jadi ingin benar-benar menghibur penonton. Apalagi musik gamelan Bali yang cenderung berada pada nentatonis, sementara raggae diatonis sehingga menciptakan tantangan tersendiri," ungkap Yoga saat dijumpai sebelum pementasan.
Yoga mengaku kesulitan mengkolaborasikan musik raggae dan suling ini utamanya terletak pada pola dan instrumen yang berbeda.
“Benar-benar harus mengandalkan intuisi," ujarnya.
Dilokasi yang berbeda, yakni di Gedung Dharma Negara Alaya, berlangsung pula pameran seni rupa 10 Fine Art.
Denpasar Sineas Festival juga belum surut, terdapat beberapa film yang diputar hari ini, diantaranya Belajar pada Pandemi, Bagaskara, Laut Nusa Penida, dan Story.
Baca Juga: AKI 2021 Sukses Tingkatkan Penjualan UMKM dan Penciptaan Lapangan Kerja