Bali, Sonora.ID - Gelaran konsep catur desa serangakaian Denpasar Festival (Denfest) ke 14 tahun 2021 pertama kalinya dilaksanakan di Wantilan Desa Adat Pohgading.
Dalam pentas seni menghadirkan para juara seni karawitan dari seluruh penjuru Kota Denpasar.
Di sisi lain, terdapat acara Lokakarya Gamelan Mulut dan Genggong. Tidak lupa, stand UMKM yang telah terpilih oleh pihak desa setempat turut menyemarakkan perhelatan hari ini.
Walikota Denpasar, I Gusti Ngurah Jaya Negara hadir langsung meninjau stand UMKM (Usaha Mikro Kecil Menengah -red) yang menyemarakkan rangkaian Denpasar Festival ke-14 di Wantilan Desa Adat Poh Gading.
Ia berkeliling sembari mengobrol dengan para penjaga stand UMKM.
Baca Juga: Dubes Inggris Owen Jenkins Sambangi Kota Denpasar
"Kenapa saya hadir mendahului itu kita berharap dimana spirit kita adalah pelaksanaan Denfest ini memberikan peluang terhadap seniman, musisi, dan pelaku UMKM walaupun belum maksimal tapi kita menyesuaikan kondisi pandemi ini,” ujarnya.
Saat menjelang perhelatan seni karawitan, Jaya Negara nampak duduk di tengah-tengah penonton.
Di bangku depan, ramai anak-anak dari desa setempat yang turut bersama Walikota Denpasar membaur menyaksikan penampilan para seniman Denpasar. Pentas seni karawitan pun digelar pukul 19.00 WITA.
Dalam rangkaian Denfest di Wantilan Desa Adat Pohgading, terdapat aktivitas kreatif berupa Lokakarya Gamelan Mulut dan Instrumen Genggong yang disampaikan oleh I Made Wardana, S.Sn. Acara dilanjutkan dengan pentas seni karawitan yang dipersembahkan oleh beberapa komunitas seni, diantaranya Pentas Bapang Barong dan Tabuh Pategak dari Komunitas Kubu Gendok, Gong Suling dari Gamelan Suling Madu Suwata, Tabuh Baleganjur dari Sanggar Gita Widya Kencana, dan pementasan Genggong beserta Gamelan Mulut dari Sanggar Qakdanjur. Pada hari pertama pelaksanaan di Desa Adat Poh Gading, memberi ruang bagi para seniman-seniman juara dari seluruh Kota Denpasar.
Baca Juga: Buka Warung Murah PKK Desa Dauh Puri Kaja, Bantu Peningkatan Pendapatan Keluarga
Hal ini dijelaskan oleh I Gusti Ngurah Murthana, S.T selaku Koordinator Acara pentas seni dibidang Karawitan Denpasar Festival.
"Di Kota Denpasar ada banyak lomba-lomba, baik itu ada parade maupun semua jenis bidang seni karawitan. Seperti genggong ini punya potensi pestasi kita tempatkan di Denpasar Utara," paparnya.
Sementara itu, Komposer dari seni karawitan, Putu Yoga Pradana Putra dari Sekaa Suling Madu Suwara menampilkan garapan spesialnya untuk Denpasar Festival.
Sekaa Suling Madu Suwara menampilkan gong suling yang bertajuk “Enjoy Skank” dan “Kumbang Ayana”. Skank merupakan suatu gaya ritmis dalam musik reggae.
Musik reggae berbasis pada gaya ritmis yang bercirikan aksen sinkopasi. Inspirasi genre musik raggae ini dikolaborasikan oleh Yoga dengan media gamelan suling.
“Sebenarnya terinspirasi dari raggae ini karena musiknya relaks. Jadi ingin benar-benar menghibur penonton. Apalagi musik gamelan Bali yang cenderung berada pada nentatonis, sementara raggae diatonis sehingga menciptakan tantangan tersendiri," ungkap Yoga saat dijumpai sebelum pementasan.
Yoga mengaku kesulitan mengkolaborasikan musik raggae dan suling ini utamanya terletak pada pola dan instrumen yang berbeda.
“Benar-benar harus mengandalkan intuisi," ujarnya.
Dilokasi yang berbeda, yakni di Gedung Dharma Negara Alaya, berlangsung pula pameran seni rupa 10 Fine Art.
Denpasar Sineas Festival juga belum surut, terdapat beberapa film yang diputar hari ini, diantaranya Belajar pada Pandemi, Bagaskara, Laut Nusa Penida, dan Story.
Baca Juga: AKI 2021 Sukses Tingkatkan Penjualan UMKM dan Penciptaan Lapangan Kerja