3. Otak tidak tahu kapan tubuh kenyang
"Dampak jangka pendek dari makan terlalu banyak gula adalah lonjakan dan penurunan gula darah yang membuat Anda lapar dan lelah beberapa jam setelah makan," kata Colette Heimowitz, ahli gizi di Atkins Nutritionals, Inc.
Gula dapat mempengaruhi hormon dalam tubuh yang mengontrol berat badan seseorang.
Hormon leptin memberi tahu otak bahwa seseorang sudah cukup makan. Namun, menurut penelitian hewan tahun 2008, diet tinggi gula dapat menyebabkan resistensi leptin.
Seiring berjalannya waktu, diet tinggi gula mencegah otak mengetahui kapan seseorang sudah cukup makan. Namun, para peneliti belum menguji ini pada manusia.
Baca Juga: Nggak Cuma Bikin Happy, 5 Manfaat Mendengarkan Musik Bagi Kesehatan
4. Penyakit hati
Meski hanya sering dikaitkan dengan alkohol, namun penelitian menunjukkan bahwa gula dapat membahayakan hati kita seperti alkohol.
Ketika Anda makan terlalu banyak gula, hal itu akan sulit untuk ditangani oleh aliran darah dan hati Anda di mana tempat glukosa diserap dan kadar gula stabil.
Malabsorpsi gula yang kronis dapat menyebabkan penyakit hati berlemak non-alkohol dan steatohepatitis non-alkohol (NASH), yang pada dasarnya adalah penyalahgunaan dan jaringan parut pada hati karena terus berusaha menyembuhkan dirinya sendiri.
NASH dikenal sebagai penyakit diam karena gejala tidak mulai muncul sampai hampir terlambat.
Baca Juga: Hentikan Kebiasaan Makan Alpukat dengan Susu Kental Manis, Ini Efek Sampingnya Bagi Tubuh Manusia
5. Diabetes dan resistensi insulin
Sebuah artikel 2013 di PLOS ONE, menunjukkan bahwa kadar gula yang tinggi dalam makanan dapat menyebabkan diabetes tipe 2 dari waktu ke waktu.
National Institute of Diabetes and Digestive and Kidney Diseases (NIDDK) menambahkan bahwa faktor risiko lain, seperti obesitas dan resistensi insulin, juga dapat menyebabkan diabetes tipe 2.