Dorongan untuk selalu menunjukkan bahwa diri kita baik-baik saja, tanpa kita sadari, dapat terlihat dari cara kita menjawab pertanyaan “apa kabar?”.
Masih banyak orang yang tidak nyaman untuk mengungkap jawaban selain “baik-baik saja” kendati bertolak belakang dengan kondisi hati dan pikirannya.
Jelas bahwa tidak semua keadaan yang kita hadapi membuat kita senantiasa baik-baik saja.
Gagal mencapai tujuan, putus hubungan, bahkan ditinggal selamanya oleh kerabat terdekat, tidak akan pernah menjadi momen yang tepat untuk menghadirkan kepositifan.
“Itu yang namanya toxic positivity... Bahwa kita harus selalu positif, no matter what, apapun kondisinya,” ujar Arvan Pradiansyah, motivator kepemimpinan dan kebahagiaan, di serial Inspiration of Smart Happiness episode 35 podcast Smart Inspiration.
Baca Juga: 5 Ciri Lingkungan Kerja Toxic, Segera Atasi Sebelum Makin Terjebak
Baca Juga: Ketika Produktif Jadi Toxic Productivity, Kok Bisa?