Sonora.ID - Dalam beraktivitas sehari-hari, setiap manusia sebagai makhluk sosial pasti membutuhkan orang lain untuk menemani, melengkapi, dan sebagai pemenuhan dalam kebutuhan bersosialisasi.
Tetapi di sisi lain, semakin banyak orang lain di hidup kita, maka semakin besar potensi adanya gesekan dengan orang tersebut, terlebih ketika orang itu sangat dekat dengan kita.
Gesekan, debat, konflik, salah paham, menjadi hal yang biasa ditemukan dalam aktivitas sehar-hari, tak hanya di dalam lingkungan kerja, tetapi juga dalam pertemanan, bahkan di dalam keluarga inti sekalipun.
Pada saat konfik terjadi, salah satu solusi dari konflik tersebut adalah keiklasan untuk meminta maaf.
Berikut ini adalah 3 manfaat minta maaf, bukan sekadar sebagai formalitas!
Kelegaan
Konflik atau hubungan yang tidak baik dengan orang lain, terlebih dengan orang terdekat, menjadi sumber dari beban pikiran, sehingga pada saat ada kata maaf yang terucap, maka konflik menjadi jauh lebih ringan.
Kata maaf tersebut memberikan kelegaan kepada masing-masing pihak yang terlibat di dalamnya, terlebih jika kamu adalah pihak yang bersalah, ketika kamu mengatakan kata ‘maaf’ dan disabut baik dengan pihak satunya, maka kamu akan merasa kelegaan yang luar biasa.
Dengan demikian, taka da lagi beban pikiran yang sebelumnya menghantui kamu.
Baca Juga: Rayakan Hari Ibu dengan Quality Time, Gisella Anastasia: Maaf ya Nak
Kepedulian
Ketika konflik atau salah paham terjadi, sebenarnya kesalahan tidak bisa diberatkan pada satu pihak saja, maka ungkapan atau permintaan maaf juga tidak bisa dilakukan oleh satu pihak saja.
Bukan sekadar formalitas, ungkapan atau permohonan maaf tersebut juga menunjukkan bahwa kamu peduli dengan keberadaan hubungan tersebut, perasaan orang lain, dan peduli dengan diri kamu sendiri.
Hubungan yang tidak enak, akan membuat masing-masing pihak canggung sehingga cenderung menghindari satu dengan yang lain.
Dengan minta maaf kamu menunjukkan bahwa kamu masih peduli.
Membangun budaya baik
Manfaat yang satu ini akan sangat terasa ketika kamu berperan sebagai orang dengan kedudukan yang lebih tinggi daripada pihak lawanmu, misalnya orang tua dengan anak, kakak dengan adik, atau senior kepada junior.
Dengan kamu mencontohkan terlebih dahulu minta maaf, maka kamu menghapus pemahaman bahwa kamu gengsi karena kamu berada pada posisi yang lebih tinggi.
Kamu juga membangun budaya baik, mencontohkan kebiasaan baik kepada orang-orang tersebut, misalnya pada anak, adik, junior, atau bawahan.
Baca Juga: Jangan Egois, Ini Pentingnya Kata Maaf yang Diucapkan Secara Tulus