“Kategori Demam Berdarah Dengue 16 dari Januari 2021 sampai Desember 2021.
Yang paling banyak suspek DBD ada 141, itu artinya mengarah DBD. Kemudian demam Dengue ada 34 orang. Dari 3 diagnosa itu kemungkinan virusnya sama, nyamuknya aedes aegypti, kalau dijadikan satu demam yang disebabkan oleh virus Dengue,” jelasnya.
Handanu mengungkapkan, kasus DBD didominasi oleh anak usai sekolah dengan rentang usia 9-10 tahun, dan jika dibandingkan antara tahun 2021 dengan 2020 kasus DBD di Pontianak mengalami penurunan.
“Kalau dibandingkan dengan tahun sebelumnya, dengan adanya covid 2020-2021 tidak ada tatap muka, anak-anak di rumah, kasus DBD kita menurun, jadi ini kasusnya rendah dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya,” terangnya.
Baca Juga: Kolaborasi PLN Kalbar - Mall Gaia Bangun SPKLU Pertama di Kalimantan Barat
Untuk mencegah lonjakan kasus demam berdarah, Handanu mengimbau masyarakat untuk menjaga kebersihan lingkungan dengan melakukan 3M yaitu Menguras, Menutup, dan Mengubur.
“Demam berdarah ini disebabkan oleh lingkungan, orang lupa membersihkan halaman, banyak sampah berserakan, lupa menguras penampungan air, nyamuk mengandung virus itu. Yang harus kita lakukan adalah menutup, mengubur, melakukan abatisasi, memberikan fogging. Yang penting adalah kebersihan lingkungan, kalau setiap rumah mau memantau jentik rumah, ini bisa menurunkan angka demam berdarah,” imbau Handanu.