“Tidak semudah itu. Lansia yang di atas 60 tahun ini berhasil dicari orangnya tetapi masalahnya adalah lansia ini punya penyakit jadi tidak bisa juga divaksin. Itu yang jadi masalah. Mereka punya komorbid sehingga perlu persetujuan dari dokter spesialis untuk divaksin. Lalu ada juga keluarga dari lansia itu memberi peringatan bapak vaksin ya tapi kalau ada apa-apa bapak yang tanggung jawab ya. Jadi susah kan. Hanya sekitar 25 persen yang bisa divaksin dari daerah itu, sehingga ini bisa memperlambat capaian vaksin lansia untuk 60 persen,” jelas Handanu.
Selain alasan karena mempunyai penyakit bawaan (komorbid), alasan lansia tidak ingin divaksin karena memiliki pola pikir bahwa vaksin hanya sebagai syarat untuk bepergian, sehingga mereka yang berdiam diri di rumah merasa tidak perlu divaksin.
“Ada juga yang beranggapan kalau mereka sudah tua dan tidak kemana-mana (bepergian) sehingga tidak mau divaksin karena ya itu tadi mikirnya vaksin hanya sebagai syarat saja. Padahal harapan saya untuk mencapai target 60 persen itu satu puskesmas harus memvaksin sebanyak 20 orang, tapi ini hanya 5 orang. Jadi tidak terkejar,” imbuhnya.