Pontianak, Sonora.ID - Dinas Kesehatan Kota Pontianak melakukan program jemput lansia untuk mengejar target vaksinasi Covid-19 pada lansia. Hal ini diungkapkan oleh Kepala Dinas Kesehatan Kota Pontianak, Sidiq Handanu, pada Senin, (03/01).
Ia mengatakan, hingga hari ini capaian vaksinasi pada lansia baru mencapai 50 persen.
“Sampai hari ini baru mencapai 50 persen dan kita terus mendorong fasilitas kesehatan terutama puskesmas untuk mencari, mengejar, mendata lansia yang belum divaksin,” ucap Handanu.
Ia menyampaikan, pihaknya sudah mempunyai data nama dan alamat dari lansia yang belum divaksin, hasil kerjasama dengan Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Disdukcapil) Kota Pontianak.
Baca Juga: Capaian Vaksinasi Covid-19 di Jabar Sudah Tembus 77 Persen
“Kami sudah mempunyai data by name by address, dari nama dan alamat yang belum divaksin dari Dukcapil. Kemudian kita gabungkan dan ketahuan siapa yang belum divaksin. Itu semua sudah dilakukan dengan cara door to door, kami dibantu TNI Polri, untuk mencari lansia,” kata Handanu.
Lebih lanjut, Kepala Dinas Kesehatan Kota Pontianak mengaku tidak mudah untuk melakukan vaksinasi kepada lansia, lantaran banyak lansia yang memiliki penyakit bawaan sehingga sulit untuk divaksin. Hal ini jugalah yang membuat capaian vaksinasi lansia sulit mencapai target.
“Tidak semudah itu. Lansia yang di atas 60 tahun ini berhasil dicari orangnya tetapi masalahnya adalah lansia ini punya penyakit jadi tidak bisa juga divaksin. Itu yang jadi masalah. Mereka punya komorbid sehingga perlu persetujuan dari dokter spesialis untuk divaksin. Lalu ada juga keluarga dari lansia itu memberi peringatan bapak vaksin ya tapi kalau ada apa-apa bapak yang tanggung jawab ya. Jadi susah kan. Hanya sekitar 25 persen yang bisa divaksin dari daerah itu, sehingga ini bisa memperlambat capaian vaksin lansia untuk 60 persen,” jelas Handanu.
Selain alasan karena mempunyai penyakit bawaan (komorbid), alasan lansia tidak ingin divaksin karena memiliki pola pikir bahwa vaksin hanya sebagai syarat untuk bepergian, sehingga mereka yang berdiam diri di rumah merasa tidak perlu divaksin.
“Ada juga yang beranggapan kalau mereka sudah tua dan tidak kemana-mana (bepergian) sehingga tidak mau divaksin karena ya itu tadi mikirnya vaksin hanya sebagai syarat saja. Padahal harapan saya untuk mencapai target 60 persen itu satu puskesmas harus memvaksin sebanyak 20 orang, tapi ini hanya 5 orang. Jadi tidak terkejar,” imbuhnya.