Sonora.ID – Profesi sebagai penjual sayur dulunya khas dengan cara jualnya yang keliling kampung atau membuka lapak di pasar.
Namun, di zaman yang digital ini, para penjual sayur bisa memanfaatkan teknologi digital untuk menjual dagangan mereka.
Ekonomi digital yang sedang gencar dilakukan oleh segala sektor bisnis serta UMKM dipercaya mampu mendorong pertumbuhan ekonomi di Indonesia semakin maju, apalagi setelah adanya pandemi yang membuat beberapa bisnis bangkrut.
Mempasarkan produk serta jasa dengan memanfaatkan jaringan internet memang memiliki kendala, tapi itu tidak menutup kemungkinan untuk membuat konsep perkembangan ekonomi digital semakin maju.
Bukti ekonomi digital semakin nyata di zaman modern ini, hal ini dapat dilihat dari seorang penjual sayur bisa mencapai omzet hingga 90 juta dalam sebulan.
Hal tersebut terlah terbukti, wanita yang bernama Titin Supartini pemilik Warung Abah di daerah Surapati, Bandung yang berhasil menuai manisnya digitalisasi.
Melansir dari Kontan.co.id, diketahui sebelum beralih profesi menjadi penjual sayur dan membuka toko sayur dan sembako ini, Titin dan suaminya sempat memiliki kantin di salah satu universitas di Bandung sejak tahun 2014.
Pada saat itu Titin dan suami fokus untuk menyediakan masakan enak dan murah untuk kalangan mahasiswa.
Sayangnya, saat pandemi menyerang di tahun 2020 dan sekolah serta kampus diizinkan untuk belajar di rumah, disitulah usaha kantin seorang Titin dan suaminya redup dan harus memiliki usaha tambahan, hingga akhirnya ia membuka warung sayur di rumah.
Baca Juga: 3 Peluang Usaha Sektor Perkebunan yang Patut Dicoba Para Milenial
Awalnya, Titin dan keluarga hanya fokus untuk berjualan secara offline dan melayani tetangga-tetangga di sekitar rumahnya.
“Saya tidak pernah membayangkan akan jualan sayur di aplikasi. Sebulan pertama saya masih bingung dan kewalahan untuk melayani pesanan offline dan online di saat yang sama” jelas Titin Supartini, pemilik Warung Abah.
Hingga melihat hasilnya, akhirnya Titin memberanikan diri untuk perluasan bisnisnya.
Namun, karena melihat barang yang ia jual cepat habis dan laku keras secara online dan offline, akhirnya Titin memperbanyak stok barang-barang yang ia jual.
Ia juga mulai menjual barang-barang kebutuhan dasar lain seperti beras dan telur.
Alhasil, pendapatan per hari pun meningkat, bahkan dalam satu bulan ia bisa mendapatkan omzet sebesar 90 juta rupiah yang ia jual melalui sebuah aplikasi online.
“Sejak saya fokus jualan online, saya sudah bisa membeli 1 kulkas dan 3 freezer, yang sangat membantu saya untuk terus memperbanyak stok jualan di warung. Saya juga tidak kewalahan lagi untuk melayani pesanan di tempat maupun online” jelas Titin.
Baca Juga: Perlunya Dukungan Pemerintah untuk Pemulihan UMKM di Saat Pandemi