Sonora.ID - Sebagian besar dari kita pasti memiliki cita-cita abstrak berupa 'mencapai kebahagiaan'.
Terlebih di penghujung tahun 2021 lalu kamu mungkin menempatkan 'kebahagiaan' sebagai resolusi untuk tahun 2022.
Definisi kebahagiaan tersebut pun bisa berbeda-beda; ada yang memaknainya seperti ketika mendapatkan suatu barang, ada yang memaknai bahagia ketika masih bisa bertemu orang-orang yang disayang, dan sebagainya.
Namun Arvan Pradiansyah menjelaskan kalau pemaknaan kebahagiaan ini dipengaruhi oleh tingkat kedewasaan seseorang.
Hal ini ia sampaikan dalam siaran bertajuk 'Benarkah Bahagia Itu Tanpa Syarat?' yang mengudara di Radio Smart FM (10/12/21).
Motivator nasional tersebut mengatakan kalau perlu ada kesepahaman terlebih dahulu bahwasanya dewasa dan tua merupakan hal yang berbeda
"Tua adalah kehendak alam atau natural law. Sedangkan dewasa adalah pilihan, jadi orang yang sudah tua tapi belum tentu dewasa," jelas Arvan.
Lebih lanjut ia menjelaskan bahwasanya terdapat kondisi yang mana seorang anak yang secara mental sudah lebih dewasa, bahkan melampaui orang-orang yang hidup lebih lama.
Pada poin ini Arvan mengatakan kalau mencapai kedewasaan ini ada baiknya dipelajari sejak awal, atau sejak masih muda, agar semakin didekatkan dengan kebahagiaan sesungguhnya.
Baca Juga: Stop Jadi People Pleaser! Langkah Awal Jalani Hidup Lebih Bahagia
Kebahagiaan sesungguhnya tersebut adalah ketika kamu mencapai kebahagiaan spiritual.
Kebahagiaan spiritual dapat dipahami sebagai kebahagiaan yang diperoleh ketika kamu dapat memaknai kehidupan.
Kurang lebihnya, kamu mengetahui apa yang kamu ingin capai dalam hidup (diluar keinginan materialistis) dan dapat merefleksikan segala sisi kehidupan.
Ketika mencapai kebahagiaan spiritual, kamu akan lebih banyak bersyukur dengan apa yang kamu miliki.
Baca Juga: Bolehkan Pura-pura Bahagia? Motivator Arvan Pradiansyah: Bagus Kalau..