Sonora.ID - Indonesia merupakan salah satu dari sekian negara yang memiliki rekam jejak ketimpangan sosial dan ekonomi yang relatif moderat hingga tinggi.
Hal ini menjadi perhatian bagi pemerintah pusat dan dengan itu, pemerintah menginisiasikan program Nawacita (2014) yang salah satunya adalah mengupayakan minimalisasi kesenjangan, utamanya di daerah-daerah tertinggal dan termarginalkan.
Hal ini disampaikan oleh ketua BKKBN Hasto Wardoyo dalam wawancara 'Inovasi BKKBN untuk Indonesia Sehat' yang mengudara di Radio Sonora FM (13/1/22).
Hasto mengatakan kalau BKKBN sendiri sudah melakukan beragam inovasi dengan memanfaatkan teknologi informasi, terlebih dengan kondisi Pandemi Covid-19 yang mengharuskan siapa pun untuk berkomunikasi dan bekerja mengandalkan internet.
Salah satu program berbasiskan teknologi yang dikeluarkan BKKBN adalah 'Klik KB' (keluarga berencana).
Latar belakang dari dijalankannya program ini adalah, "bagaimana masyarakat mendapatkan layanan bidan dalam waktu cepat utamanya KB dan kesehatan reproduksi, ANC atau Anti Natal Care," ujar Hasto.
Misalkan ketika ada pasangan yang akan menikah, pasangan tersebut bisa menggunakan Klik KB untuk dimonitori kesehatan reproduksinya.
Monitoring ini berfungsi untuk memberikan rekomendasi sekaligus obat tertentu kepada pasangan yang akan menikah untuk meningkatkan kesehatan reproduksinya.
"Dengan begitu mereka bisa menghindari stunting," ujar ketua BKKBN tersebut.
Baca Juga: Perang Stunting! BKKBN dan KOSEINDO Kampanye Lintas Kota
Bisa disimpulkan kalau tujuan Klik KB adalah untuk memudahkan kalau mau mengakses bidan.
Hasto menambahkan, "bidan-bidan ini bisa direkrut dengan harapan dia mudah diakses oleh orang-orang di sekitarnya. Pun bidan-bidan ini juga mengalami pembelajaran khusus melalui dokter".
Sejauh ini para bidan sudah cukup mampu dalam memanfaatkan teknologi komunikasi, utamanya melalui gawai berlabelkan android.
BKKBN sendiri optimis dengan program ini mengingat adanya simplifikasi dari program berbasiskan IT tersebut.
Salah satu kemudahan yang diberikan kepada bidan adalah jenis data yang dikoleksi, seperti berat badan, tinggi badan, lingkar lengan atas, HB (untuk yang akan menikah).
Hasto mengatakan kalau data-data ini merupakan data yang biasa sehari-hari dikonsumsi oleh para bidan.
Meskipun baru satu tahun dijalankan, Hasto berharap inisiasi Klik KB ini bisa menjadi telemedicine yang inklusif bagi kelompok menengah hingga ke bawah.
Baca Juga: Kemenag, BKKBN, dan BRIN Perkuat Kerja Sama Cegah Stunting