Makassar, Sonora.ID - Dinas perdagangan Sulawesi Selatan menyikapi lonjakan harga minyak goreng.
Terpantau, belum menunjukkan penurunan sejak akhir tahun lalu. Kini, dijual dikisaran Rp18 ribu sampai Rp20 ribu per liter.
Kepala Disdag Sulsel, Ashari Fakhsirie Radjamilo melaporkan hal itu saat mengisi talkshow Smart FM pada Kamis (13/1/2022). Siaran bertajuk stabilisasi harga minyak goreng di tengah lonjakan.
Dia mengatakan, tingginya harga jual minyak goreng terjadi sejak beberapa bulan yang lalu.
Kondisi itu jauh diatas HET yang hanya Rp11 ribu per liter, seperti yang diatur dalam peraturan menteri perdagangan nomor 7 tahun 2020.
"Ini sangat drastis, januari 2021 kurang lebih 9 ribu kenaikan. Sekarang sampai 20 ribu," ujarnya.
Penyebab, kelangkaan stok bahan baku minyak goreng yang dinamai crude palm oil (CPO). Ashari belum bisa mengetahui kapan harga bisa kembali normal.
"Kenapa minyak sulit di kontrol, persoalan minyak ini sudah tiga bulan merangkak naik. ini bukan cuman sulsel, tapi seluruh dunia merasakan karena cpo atau bahan bakunya naik," jelasnya.
Disdag saat ini terus serius berkoordinasi dengan pemerintah pusat. Langkah operasi pasar telah digelar dengan menggandeng bulog.
Baca Juga: Jelang Nataru, Plt Gubernur Sulsel Minta Kepala Daerah Pantau Harga Pangan di Pasaran
Sasarannya, sejumlah pasar yaitu pabaeng-baeng, panampu, toddopuli dan pasar terong. Termasuk ritel modern.
"Bersama bulog, setiap saat operasi pasar, itu terjadi stagnan, tapi naik lagi. Koordinasi penyalur, stok aman sampai beberapa bulan kedepan. Itu terjamin," tambahnya.
Langkah lainnya, memantau distributor dan penyalur. Hal itu untuk memastikan jumlah stok dan penjualan.
"Kalau stok aman, cuman ini harganya," tambahnya.
Senada disampaikan Novri, produsen dan penyalur minyak goreng. Penyebab, kenaikan harga bahan baku.
"Dari pabrik di kemas, masalahnya bahan baku yang naik. Tetap diproduksi tidak terlalu banyak, permintaan turun," katanya yang juga hadir sebagai narasumber.
Saat ini, dijual dengan harga sampai Rp40 ribu untuk kemasan 2 liter. Distrubusi ke sejumlah daerah di Sulsel.
"Distribusi ke pasar pabaeng-baeng dan jeneponto. Harganya naiknya dua kali lipat, dulu 2 liter dapat 25 ribu sekarang 40 ribu," tutupnya.
Baca Juga: Ketentuan Pangan Olahan, Begini Penjelasan BPOM Makassar