Sonora.ID - Keguguran merupakan kondisi kehamilan secara tiba-tiba sebelum minggu ke-20. Berikut ini 3 tipe wanita yang rentan mengalami keguguran.
Dikutip dari laman Mayo Clinic, terdapat sekitar 10 hingga 20 persen kehamilan yang diketahui berakhir dengan keguguran.
Tetapi jumlah sebenarnya kemungkinan lebih tinggi karena banyak keguguran terjadi sangat awal pada kehamilan - bahkan sebelum wanita mengetahui bahwa ia sedang hamil.
Berikut ini 3 tipe wanita yang rentan mengalami keguguran.
Baca Juga: Pernah Mimpi Keguguran, Ternyata Bukan Bunga Tidur Tapi Pertanda Masalah Keluarga
Wanita menderita nyeri punggung bawah dan kram
Tipe wanita yang rentan mengalami keguguran pertama, terjadi pendarahan dari rahim.
Baca Juga: Aurel Hermansyah Keguguran, Dokter Boyke Bagi Tips Program Hamil Pasca Keguguran
Di sini, wanita mengalami penyumbatan pada leher rahim dan menderita nyeri punggung bawah disertai kram.
Wanita mengalami rasa sakit dan kram
Tipe wanita yang rentan mengalami keguguran kedua, terjadi keguguran total. Kondisi ini terjadi ketika rahim ibu hamil benar-benar keluar.
Pendarahan biasanya tidak membutuhkan banyak waktu untuk berhenti, tapi wanita mengalami rasa sakit dan kram.
Wanita yang tidak memperhatikan kondisi rahimnya
Tipe wanita yang rentan mengamai keguguran ketiga, wanita tidak menyadari bahwa ia sedang mengalami keguguran yang terlewatkan.
Dikutip dari laman Lal PathLabs, dalam hal ini janin mati tetapi tidak dikeluarkan. Biasanya, wanita tetap tidak menyadari jenis keguguran ini dan kemudian didiagnosis dengan bantuan USG.
Istilah "keguguran" mungkin menunjukkan bahwa ada yang tidak beres saat menjalankan kehamilan.
Tapi ini tidak sepenuhnya benar, sebagian besar keguguran terjadi karena janin tidak berkembang seperti yang diharapkan.
Baca Juga: Aurel Hermansyah Keguguran, Atta: Sampai Jumpa di Surga Anakku
Gejala Keguguran
Gejala keguguran yang paling umum adalah pendarahan yang berlebihan. Awalnya mungkin lebih sedikit tetapi secara bertahap berkembang menjadi perdarahan yang lebih banyak.
Pengobatan keguguran
Tujuan utama pengobatan selama dan setelah keguguran adalah untuk mencegah perdarahan dan infeksi.
Dokter biasanya merekomendasikan USG, tes darah, dan pemeriksaan panggul untuk memeriksa apakah telah terjadi keguguran.
Dalam kasus keguguran yang mengancam, dokter memberikan obat untuk mendukung kehamilan, hanya jika detak jantung bayi baik-baik saja dan tidak ada gejala keguguran atau komplikasi lainnya.
Dokter juga memantau kadar hormon kehamilan HCG untuk mendiagnosis keguguran.
Dalam kasus keguguran yang sering (2-3 kali), dokter mencoba mencari tahu penyebab kegagalan dan menyarankan pemeriksaan genetik, pengobatan, atau tes darah.
Histeroskopi, (melihat bagian dalam rahim melalui alat seperti teleskop), USG daerah panggul (rontgen rahim dan tuba falopi dapat dilakukan untuk menentukan kemungkinan penyebab keguguran.