Namun, suatu mukjizat dan pemikiran cemerlang datang dari Abdul Muni.
Akhirnya ia memberanikan diri untuk banting setir ke produksi peti mati, keputusan yang diambilnya tersebut merupakan hal yang tepat.
Sebab, bahan dan alat yang digunakannya dapat ia ambil dari bahan mabel sebelumnya dan justru produksi peti mati ini membawanya pada keuntungan di tengah pandemi ini.
Omset yang didaptkan Abdul juga kembali naik bahkan dikatakan lebih dari omset terakhir kali ia dapatkan.
“Sebulan itu kita bisa jual 35 hingga 50 lebih, dengan adanya ini kami bisa bernapas dan lega sedikit, bisa bayar karyawan dan kami tetap tidak tutup dan tetap berjalan” kaya Abul Muni pada tim Kompas.id.
Produksi peti mati ini biasanya dipesan oleh rumah sakit terdekat dan rumah sakit kabupaten yang digunakan sebagai rujukan pasien Covid-19.
Salah satu yang rutin memesan peti mati adalah Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Waluyo Jati, Kraksaan, Probolinggo.
Diketahui sedikitnya mereka telah menggunakan 110 peti mati yang digunakan untuk pasien Covid-19.
Baca Juga: UMKM Denpasar Harus Bangkit, Walikota: Digital Marketing Solusi saat Pandemi