Sedangkan dialek non-(h) digunakan oleh masyarakat pesisir utara, seperti Indramayu, Desa Pareangirang, Kecamatan Kedang Haur, dan sekitarnya.
2. Terdapat Aksara Sunda
Bahasa Sunda tidak hanya ditulis oleh huruf latin saja, tetapi juga dapat ditulis menggunakan Aksara Sunda.
Aksara Sunda memiliki 5 jenis yang digunakan untuk menulis, yaitu Aksara Ngalagena, Aksara Swara, Aksara Angka, Aksara Tanda Baca, dan Aksara Rarangken.
Berdasarkan sejarahnya, Aksara Sunda merupakan turunan dari Aksara Pallawa dan memlaui Aksara Kawi. Aksara Sunda sendiri termasuk dalam rumpun Aksara Brahmi.
3. Bahasa Sunda Punya Penutur Terbanyak Ketiga di Indonesia
Berdasarkan data 2018, penutur Bahasa Sunda yang tercatat di Indonesia sebesar 42 juta penduduk yang tersebar di seluruh kawasan nusantara.
Dengan angka tersebut, Bahasa Sunda pun dinilai sebagai bahasa daerah dengan penutur terbanyak ketiga di Indonesia setelah Bahasa Jawa.
4. Bahasa Sunda Merupakan Salah Satu Bahasa Tertua di Indonesia
Bahasa Sunda merupakan bagian dari Bahasa Melayu dan Polinesia yang termasuk dalam rumpun Bahasa Austronesia.
Penggunaan Bahasa Sunda diketahui pertama kali melalui prasasti abad keempat belas yang ditemukan di Kawali, Ciamis.
Ini membuktikan bahwa Bahasa Sunda menjadi salah satu bahasa tertua di Indonesia.
5. Bahasa Sunda Masih Terus Dilestarikan sampai Hari Ini
Agar tidak tergerus oleh kemajuan zaman, Bahasa Sunda masih terus dilestarikan sampai hari ini.
Bahkan, sudah banyak buku Bahasa Sunda yang diterbitkan sejak abad ke-20 agar bahasa daerah ini tidak punah.
Setidaknya, terdapat 2.200 buku pengajaran Bahasa Sunda yang sudah diterbitkan.
Baca Juga: 8 Gempa yang Melanda Banten di Masa Lalu dan Akibatkan Tsunami