"Kira-kira sekitar bulan Februari. Kita harapkan tidak terlalu lama. Karena konsekuensi banyak. Untuk bayar listrik, ledeng, telepon dan kegiatan operasional siring jadi terganggu," ungkapnya.
"Saya pun tidak bisa menandatangani administrasi itu. Begitu juga Pak Taufik Rivani yang dulunya Kepala Dinas Pemuda Olahraga tidak bisa pencairan keuangan. Jadi menunggu pejabat definitifnya," sambungnya.
Ia mengharapkan, awal Februari nanti sudah dilantik pejabat definitif di dinas tersebut. Sehingga selambat-lambatnya, minggu ketiga Februari operasional pasar terapung sudah bisa kembali digelar.
"Semoga awal-awal Februari itu biaya operasional untuk mendatangkan acil-acil Pasar Terapung sudah bisa diajukan oleh pejabat definitif yang baru," harapnya.
Ia menambahkan, meski nanti operasional pasar terapung kembali digelar, situasinya akan tetap kondisi perkembangan status level PPKM di Banjarmasin.
"Kita fleksibel saja, menyesuaikan level PPKM. Gas rem gas rem. Tapi mungkin saat ramadhan aktivitas ini kembali distop sementara," tutupnya.
Sebelumnya diketahui, setelah sempat diujicobakan atau disimulasikan selama empat pekan, operasional objek wisata Pasar Terapung di kawasan Siring Piere Tendean terpaksa kembali dihentikan.
Alasannya, bukan karena uji coba yang dilakukan dianggap tidak berhasil. Melainkan karena Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Banjarmasin kehabisan anggaran.
Setiap kali mendatangkan pedagang ke Pasar Terapung Siring Piere Tendean pada akhir pekan, Pemko memberikan biaya operasional sebesar Rp 100 ribu per orang, dengan total sekitar 50-60 pedagang.
Baca Juga: Beda Dengan Pasar Terapung, Taman Satwa Jahri Saleh Belum Jelas Dibuka