Dalam menghidangkan steaknya, siska tidak menggunakan tepung pada steaknya, tidak seperti steak di restoran pada umumnya. Dia memasak daging steak tersebut dengan menggunakan pemanggang khusus untuk membakar daging-daging steak tersebut.
Baca Juga: Program Jaminan Kehilangan Pekerjaan Siap Diluncurkan Februari 2022
"Kami berupaya menyajikan hidangan makanan yang sesuai dengan ala barat, sehingga steak kami tidak pakai tepung, dan daging dibakar alat khusus," tutur Siska.
Selain menyediakan masakan ala barat, kedai Fasteak juga menyediakan makanan ala indonesia seperti Selat Daging Sapi Solo, Sop Buntut Sapi, Sop Iga Sapi hingga Iga Sapi Bakar.
Di dalam hidangan steaknya, ia tidak meninggalkan unsur Indonesia. Terlihat dari penambahan sambal matah pada menu steaknya.
"Nantinya hidangan tersebut akan ada nasi, sambal matah dan lalapan," ujar Siska.
Di awal usahanya merintis bisnis makanan ala barat ini, Siska merogoh omzet sekitar Rp 2,5 juta. Namun karena pandemi, pendapatannya menurun hingga 50 persen.
"Hingga PPKM mulai diberlakukan, omzet kami semakin menurun, meski begitu, kami masih tertolong karena masih ada pesanan makanan melalui ojek online," ujar dia.
Baca Juga: '4 As', Prinsip Etos Kerja untuk Capai Kesuksesan ala Sandiaga Uno