Pandemi Bawa Berkah, Korban PHK Jadi Pengusaha dengan Omzet Jutaan Rupiah

27 Januari 2022 16:45 WIB
Usaha Salah Satu Korban PHK
Usaha Salah Satu Korban PHK ( Tribun Solo)

Solo, Sonora.ID - Fransiska Sri Wahyuni, wanita berusia 40 tahun, warga Desa Danguran, Klaten Selatan, sempat mengalami kepahitan hidup akibat PHK yang menimpanya ketika dia bekerja sebagai pegawai di sebuah resto di jogja pada masa pandemi.

Tidak membiarkan dirinya berlarut dalam keterpurukan, Siska memilih untuk bangkit. Berbekal kemampuan memasak yang dimilikinya, dia memulai untuk membuka usaha baru.

Siska memberanikan diri untuk membuka bisnis masakan ala barat. Dia membuka kedai steak di Kampung Kuliner, Jalan Kopral Sayom Desa Karanganom, Kecamatan Klaten Utara.

Siska mengatakan alasan dia membuka kedai dikarenakan dia terkena PHK di restoran tempat dia bekerja.

"Awalnya saya kerja di restoran di Jogja, namun karena pandemi dan saya kena PHK," katanya.

Siska mengatakan bahwa kedainya dibangun pada 13 Agustus 2020 saat kampung kuliner berdiri dan sudah satu tahun lebih siska membuka kedai steak ini.

"Kemudian saya buka bisnis di sini, sudah 1 tahun lebih saya buka kedai di sini," ucap dia.

Kedai Siska dikenal dengan nama Fasteak. Di Fasteak, pengunjung bisa menemukan dua jenis daging steak, yaitu daging sapi dan daging ayam. Pengunjung dapat menikmati steak dengan harga yang cukup terjangkau, mulai dari Rp 27 ribu hingga Rp 50 ribu.

Beberapa menu steak di kedai ini, antara lain Cube Roll Steak 100 gram hingga 200 gram, Striploin Steak 100 gram, Chiken Steak 200 gram. Dalam 1 porsi steak, ada potongan Sauted Kentang, Salad dan 3 jenis saus seperti saus barbeque, saus lada hitam dan saus jamur.

Selain menyediakan makanan berupa steak, di kedai tersebut juga menyediakan hidangan pasta seperti Creamy Beef Spaghetti, Aglio Olio Chicken Spaghetti dan Carbonara Chicken Spaghetti.

Dalam menghidangkan steaknya, siska tidak menggunakan tepung pada steaknya, tidak seperti steak di restoran pada umumnya. Dia memasak daging steak tersebut dengan menggunakan pemanggang khusus untuk membakar daging-daging steak tersebut.

Baca Juga: Program Jaminan Kehilangan Pekerjaan Siap Diluncurkan Februari 2022

"Kami berupaya menyajikan hidangan makanan yang sesuai dengan ala barat, sehingga steak kami tidak pakai tepung, dan daging dibakar alat khusus," tutur Siska.

Selain menyediakan masakan ala barat, kedai Fasteak juga menyediakan makanan ala indonesia seperti Selat Daging Sapi Solo, Sop Buntut Sapi, Sop Iga Sapi hingga Iga Sapi Bakar.

Di dalam hidangan steaknya, ia tidak meninggalkan unsur Indonesia. Terlihat dari penambahan sambal matah pada menu steaknya.

"Nantinya hidangan tersebut akan ada nasi, sambal matah dan lalapan," ujar Siska.

Di awal usahanya merintis bisnis makanan ala barat ini, Siska merogoh omzet sekitar Rp 2,5 juta. Namun karena pandemi, pendapatannya menurun hingga 50 persen.

"Hingga PPKM mulai diberlakukan, omzet kami semakin menurun, meski begitu, kami masih tertolong karena masih ada pesanan makanan melalui ojek online," ujar dia.

Baca Juga: '4 As', Prinsip Etos Kerja untuk Capai Kesuksesan ala Sandiaga Uno

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
92.0 fm
98.0 fm
102.6 fm
93.3 fm
97.4 fm
98.9 fm
101.1 fm
96.7 fm
98.9 fm
98.8 fm
97.5 fm
91.3 fm
94.4 fm
102.1 fm
98.8 fm
95.9 fm
97.8 fm
101.1 fm
101.1 Mhz Fm
101.2 fm
101.8 fm