Jakarta, Sonora.Id - Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia mengumumkan capaian data realisasi investasi triwulan IV (Oktober-Desember) tahun 2021 sekaligus data realisasi investasi kumulatif tahun 2021 dalam Konferensi Pers yang dilaksanakan secara virtual siang ini (27/01). Capaian realisasi investasi periode Oktober-Desember (Triwulan IV) Tahun 2021 mencapai Rp241,6 triliun dengan penyerapan Tenaga Kerja Indonesia (TKI) sebanyak 295.491 orang.
Secara kumulatif, realisasi investasi selama periode Januari hingga Desember 2021 mencapai Rp901,02 triliun. Capaian ini melebihi 100,1% dari target yang diberikan secara khusus oleh Presiden RI Joko Widodo yaitu sebesar Rp900 triliun, serta mencapai 104,8% target pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) sebesar Rp858,5 triliun. Lapangan kerja baru yang tercipta dari realisasi investasi ini adalah sebanyak 1.207.893 TKI.
Total realisasi investasi pada triwulan IV 2021 terdiri dari Penanaman Modal Asing (PMA) sebesar Rp122,3 triliun (50,6%) dan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) sebesar Rp119,3 triliun (49,4%). Pertumbuhan realisasi investasi PMA pada triwulan IV tahun 2021 naik signifikan. Dibandingkan triwulan III tahun 2021, kenaikan triwulan ini sebesar 18,5% (q-o-q) dan jika dibandingkan triwulan IV tahun 2020 lalu kenaikan lebih besar sebanyak 10,1% (y-o-y). Di sisi lain, realisasi investasi PMDN pada periode yang sama tumbuh hanya 5,1% (q-o-q), namun dibandingkan dengan triwulan IV tahun 2020 justru tumbuh pesat sebesar 15,2% (y-o-y).
Kontribusi PMA dan PMDN dalam persentase capaian realisasi investasi baik pada triwulan IV tahun 2021 maupun secara keseluruhan tahun 2021 masih berimbang. Hal ini menggambarkan bahwa kontribusi investasi baik asing maupun domestik terus tumbuh di Indonesia dan diiringi dengan kemampuan investor domestik untuk terus berkembang.
“Situasi ekonomi global mulai pulih, namun investasi PMA kita mampu tumbuh 10% dibandingkan tahun 2020. Ini adalah buah kerja keras tim Kementerian Investasi dan DPMPTSP (Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu) seluruh Indonesia,” ucap Bahlil.
Berdasarkan sebaran wilayah, realisasi investasi triwulan IV tahun 2021 di luar Jawa masih lebih besar dibandingkan dengan di Jawa. Investasi luar Jawa tercatat sebesar Rp127,5 triliun (52,8%), sedangkan di Jawa sebesar Rp114,1 triliun (47,2%).
“Sekali lagi, menguatnya kontribusi investasi di luar Jawa ini adalah dampak dari keberhasilan Program Pemerintah melalui pembangunan proyek infrastruktur yang dilakukan secara masif pada pemerintahan Jokowi periode pertama. Hal ini juga mencerminkan bahwa di luar Jawa sudah ramah investasi,” jelas Bahlil.
Provinsi Daerah Khusus Ibukota (DKI) Jakarta unggul menjadi primadona bagi para investor menjalankan investasinya, dengan total realisasi investasi sebesar Rp3,8 triliun (12,7%). Sementara di luar Jawa, provinsi Kalimantan Timur dan Maluku Utara tercatat masuk dalam peringkat 5 besar lokasi tujuan investasi pada triwulan IV tahun 2021.
Realisasi investasi triwulan IV tahun 2021 berdasarkan sektor didominasi oleh investasi pada Industri Logam Dasar, Barang Logam, Bukan Mesin dan Peralatannya sebesar Rp34,8 triliun (14,4%). Diikuti oleh sektor Perumahan, Kawasan Industri dan Perkantoran sebesar Rp28,6 triliun (11,8%), dan Pertambangan sebesar Rp28,0 triliun (11,6%).
“Artinya investasi saat ini sudah mendorong kepada pembangunan industri. Memang kita dorong di sektor manufaktur untuk bagaimana mendapatkan nilai tambah,” tegas Bahlil.
Baca Juga: Varian Omicron, Menteri Bahlil Bilang Kepercayaan Investor Masih Tinggi
Dari sisi asal negara investasi, Singapura masih berada pada posisi teratas dengan realisasi investasi tertinggi yaitu sebesar US$2,1 miliar atau 25,3% dari capaian realisasi investasi pada triwulan IV tahun 2021 ini. Amerika Serikat kali ini juga masuk di peringkat ketiga pada periode yang sama dengan total realisasi investasi mencapai US$1,2 miliar (10,5%) dan diprediksi akan semakin meningkat di tahun 2022.
Beralih ke capaian reliasasi investasi sepanjang tahun 2021, PMA berkontribusi sebesar Rp454 triliun (50,4%), tumbuh 10% dibandingkan periode yang sama pada tahun 2020 lalu. Sementara PMDN berkontribusi sebesar Rp447 triliun (49,6%) yang juga tumbuh 8,1% dibandingkan tahun 2020 lalu.
“Ini sentimen positif dari asing terhadap Undang-Undang Cipta Kerja (UUCK). Tren ini harus kita jaga. Inilah buktinya bahwa UUCK sangat penting. Jika kita bisa pertahankan di 2022, pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa semakin membaik,” jelas Bahlil lagi.
Berdasarkan sebaran wilayahnya, realisasi investasi pada Januari-Desember 2021 di luar Jawa masih lebih besar dibandingkan dengan Jawa. Tumbuh sebesar 12,2% dibandingkan periode yang sama pada tahun 2020 lalu. Total realisasi investasi di luar Jawa sepanjang tahun 2021 ini mencapai Rp468,2 triliun (52%). Sementara, realisasi investasi di Jawa pada periode yang sama tercatat sebesar Rp432,8 triliun (48%).
Berdasarkan negara asal PMA, Singapura masih menempati urutan pertama dan disusul oleh Hong Kong Republik Rakyat Tiongkok (RRT), RRT dan Amerika Serikat. Amerika Serikat berhasil masuk dalam 5 besar negara dengan total nilai realisasi investasi sebesar US$2,5 miliar (8,2%), hampir mengimbangi Tiongkok di posisi ketiga penyumbang realisasi investasi sepanjang tahun 2021 dengan nilai investasi US$3,2 miliar (10,2%).
Sepanjang tahun 2021 ini, investasi yang mendominasi yaitu di sektor Industri Logam Dasar, Barang Logam, Bukan Mesin, dan Peralatannya dengan total realisasi investasi sebesar Rp117,5 triliun (13,0%) hampir imbang dengan sektor Perumahan, Kawasan Industri, dan Perkantoran yaitu sebesar Rp117,4 triliun (13,0%). Sedangkan, lokasi dengan realisasi investasi tertinggi yaitu provinsi Jawa Barat sebesar Rp136,1 triliun (15,1%).