Ritual ini masih dilakukan oleh penduduk desa di India Utara dan beberapa wilayah di India Tengah.
Masih terjadinya praktik ritual bakar janda lagi-lagi karena banyak tekanan dari masyarakat.
Di beberapa wilayah India, wanita dipercaya sebagai bagian dari tubuh suaminya.
Maka itu, ketika sang suami meninggal wanita yang menjanda diharapkan untuk ikut meninggal dengan cara bunuh diri.
Baca Juga: Ikut Ritual Mandi Hilangkan Penyakit, Santriwati Ini Justru Diperkosa Dukun Gadungan
Ritual bakar janda memang disarankan di India
Secara tradisional, ritual bakar janda memang disarankan di India. Lantaran, agama Hindu tidak mengizinkan seorang janda untuk menikah lagi agar bisa menjaga kesucian diri.
Kendati begitu, lama-lama ritual bakar janda justru menjauh dari konteks spiritual. Para wanita India semestinya ikut ritual membakar diri dengan ikhlas atau tanpa paksaan.
Menyimpangnya praktik ritual bakar janda dimulai Ketika muncul kepercayaan lain. Kepercayaan lain ialah pernikahan baru bagi para janda justru mengikis kekuatan sosial dan ekonomi.
Atas hal ini, para janda tidak boleh menikah lagi.
Ternyata, di Jawa Indonesia juga ada praktik ritual bakar janda
Selain di India, ternyata di Jawa Indonesia juga ada praktik ritual bakar janda. Sama seperti ritual Sati di India, ritual bakar janda di Jawa juga dilakukan untuk menjaga kehormatan suaminya.
Para wanita yang ditinggal oleh suaminya akan berbaring di sebelah jasad suaminya. Praktik bakar janda di Indonesia pernah terjadi pada tahun 1961.
Kala itu, Raja Blambangan Pangeran Tawang Alun II meninggal dan akan dikremasi. Ia memiliki 400 istri.
Dari 400 istri itu, 270 di antaranya melakukan Pati Obong dan ikut dibakar dalam upacara kremasi Pangeran Tawang Alun II.