Sebelum memakai topeng akan ada ‘pawang’ yang merapalkan manta – mantra khusus.
Tari Buto Gedruk yang memiliki gerakan ciri khas ini tak terlalu rumit, para raksasa tersebut menari dengan gerakan tangan dan kaki yang kompak.
Dan pada bagian kaki para penari terpasang puluhan loncenf yang gemerincing berirama senada dengan irama kendang dan gamelan yang mengiringi.
Tak lupa ada sesajen dan adanya pembakaran dupa selama gelaran ini berlangsung. Bahkan, tak sedikit dari para penari serta sang pawang memakan bunga mawar merah yang ada.
Baca Juga: Cuma karena Alasan Konyol, 10 MV K-Pop Ini Dilarang Tayang di Statiun KBS
Bunda Laura Dewi, pemilik Sanggar LBK Erawati mengatakan tarian ini memang bernuansa magis.
“Sampai-sampai ada penari yang kerasukan,”
Menjelang berakhirnya pertunjukkan ada beberapa penari yang kerasukan, mereka terus menari sesuai dengan karakter topeng yang dibawa dan masih sesuai dengan irama musik yang mengiringi.
Tarian yang terkenal bernuansa magis ini kian kental dengan banyaknya kembang setaman yang ada di hadapan para penari itu.
Baca Juga: Sejarah dan Makna Barongsai, Tarian Tradisional China yang Meriahkan Tahun Baru Imlek