6. Di Yunani Kuno, pria mengambil anak laki-laki sebagai kekasih
Untuk Yunani Kuno, identitas seksual tidak bergantung pada jenis kelamin dan preferensi tetapi pada siapa penetrator aktif dan siapa penetratee (?).
Peran aktif dikaitkan dengan status sosial yang lebih tinggi, sedangkan peran pasif berarti masa muda dan feminitas, atau 'cinta laki-laki' dengan kata lain.
Baca Juga: Hidup Tanpa Pria, Ini Ritual Suku Amazon Agar Hamil dan Melahirkan
7. Di suku-suku tertentu di Nepal, saudara laki-laki berbagi satu wanita
Beberapa suku Nepal di Himalay mempraktikkan poliandri. Pada dasarnya semua bersaudara berbagi satu wanita, sehingga mereka tidak memiliki terlalu banyak anak untuk lahan pertanian mereka yang terbatas.
8. Suku Wodaabe mengadakan festival mencuri istri setiap tahun
Di Suku Wodaabe di Niger di Afrika Barat, anak-anak menikah saat masih bayi.
Namun, di Festival Gerewol tahunan, para pria Wodaabe mengenakan riasan dan kostum yang rumit dan mencoba untuk mencuri istri orang lain secara diam-diam. Jika mereka tidak terdeteksi, persatuan mereka akan dikenali.
9. Suku Atoni Peh Meto
Suku Atoni Peh Meto adalah suku pedalaman yang merupakan warga asli yang tinggal di Nusa Tenggara Timur atau NTT.
Selama ini suku Atoni Peh Meto dikenal dengan ritual seks nyeleneh yang cenderung berbahaya.
Ritual seks yang cukup unik tersebut yakni anak laki-laki di suku Atoni Pah Metoh ntuk dinyatakan dewasa harus sunat dengan ujung bambu.
Setelah sunat dilakukan laki-laki diminta meminum darah ayam dan air kelapa. Minuman itu adalah simbol seberapa deras darah yang keluar setelah disunat