Banjarmasin, Sonora.ID - Satu persatu, siswa di Banjarmasin ditemukan terkonfirmasi positif covid-19.
Hingga berita ini diturunkan, setidaknya sudah ada 16 siswa SMP di Banjarmasin yang dinyatakan positif covid-19.
Rinciannya, sebanyak 13 siswa di SMPN 1 Banjarmasin, dan masing-masing 1 siswa di SMPN 2 dan 19 Banjarmasin.
Terbaru, satu siswa positif covid-19 kembali ditemukan di SMPN 6 Banjarmasin.
Baca Juga: Siswa SMP di Banjarmasin Positif Covid-19, PTM Dihentikan
Alhasil, semua SMP yang disebutkan diatas, terpaksa menghentikan sementara Pembelajaran Tatap Muka (PTM), dan menggantinya ke pola Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ).
Bagai buah simalakama. Satu sisi PTM harus tetap digelar untuk menunjang pembelajaran siswa di tengah pandemi.
Di sisi lain, keselamatan siswa juga turut dipertaruhkan. Terlebih sekarang ini, kasus covid-19 kembali menunjukan tanda-tanda peningkatan.
Pengamat pendidikan dari Universitas Lambung Mangkurat (ULM), Reja Pahlevi menilai, bahwa kejadian di atas adalah salah satu indikasi pelaksanaan PTM perlu ditinjau kembali.
Baca Juga: SMA Negeri 1 Kemusu Boyolali Diterjang banjir, Kerugian mencapai Rp 700 Juta
"Baik itu dari sisi pelaksanaannya selama ini. Lalu apakah prokes ketat di sekolah sudah betul-betul dilakukan. Atau hanya formalitas dan sebuah prasyarat saja," ucapnya, saat dikonfirmasi Smart FM Banjarmasin, Rabu (02/2).
Ia mendukung, dengan langkah yang diambil sekolah tersebut untuk menghentikan sementara pelaksanaan PTM, sebagai bentuk upaya penularan lebih banyak lagi.
Namun, bagi sekolah yang tidak ditemukan kasus penularan, maka tetap saja melaksanakan PTM. Dengan catatan sekolah harus berani menjamin keselamatan dan semua warga sekolah.
"Sekolah harus berani menjamin bahwa pelaksanaan PTM di sekolah harus benar-benar melaksanakan prokes ketat," sambungnya.
Ia menyarankan, langkah-langkah harus segera diambil oleh pihak sekolah. Pertama mendeteksi siswa yang memang suhu badannya di atasnya rata-rata (kondisi demam). Maka siswa bersangkutan dilarang untuk masuk ke sekolah.
Kedua terkait prokes, dan menjamin physical distancing agar tidak menimbulkan kerumumanan selama berada di sekolah.
"Lalu, siswa harus segera diberikan vaksin,lm Namun yang jadi masalah ini orang tua (wali) masih banyak yg tidak mengizinkan anaknya untuk di vaksin," tambahnya lagi.
Lebih jauh, Ia menilai, selama ini evaluasi yg dilakukan oleh Dinas Pendidikan (Disdik) masih kurang.
Baca Juga: Temukan Klaster Sekolah, Pemkot Pontianak Hentikan Sementara PTM
Semestinya, Disdik harus turun melihat secara langsung bagaimana pelaksanaan PTM di sekolah-sekolah.
"Jika prokes longgar maka dinas harus memberikan teguran dalam rangka untuk mencegah penularan virus di sekolah," tuntasnya.
Sebelumnya, Pemko Banjarmasin menegaskan bahwa kebijakan PTM yang sudah dijalankan secara penuh tidak akan berpengaruh, meski ditemukan kasus Covid-19 yang terjadi pada belasan siswa.
Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Banjarmasin, Totok Agus Daryanto mengatakan, kondisi tersebut tidak akan berimbas pada proses PTM secara umum, baik di jenjang Sekolah Menengah Pertama (SMP) maupun Sekolah Dasar (SD).
Baca Juga: Lebih dari 21 Ribu Masker Medis Siap Didistribusikan Ke Sekolah-Sekolah yang Ada di Kota Bandung
"Selama posisi Banjarmasin masih berada di level PPKM (Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat) level dua dan tiga, maka masih boleh menggelar PTM seratus persen," ucapnya.
Sehingga, menurut Totok, penanganan temuan kasus Covid-19 bagi warga sekolah tersebut memakai metode case to case atau hanya di sekolah yang ada kasus saja.
"Kecuali kalau PPKM-nya berada di level empat. Baru tidak diperbolehkan PTM," ujarnya.
"Kalau masih level satu dan dua masih dibolehkan PTM," tambahnya.
Baca Juga: 21 Orang Dinyatakan Postif Covid-19 di Lingkungan SMA Warga Solo