Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024, Presiden Jokowi menekankan percepatan pembangunan dengan terbangunnya struktur perekonomian yang kokoh berlandaskan keunggulan kompetitif di berbagai wilayah yang didukung oleh SDM berkualitas dan berdaya saing.
“Peningkatan kualitas SDM sangat terkait dengan kegemaran membaca yang membudaya sebab usaha tersebut berhubungan langsung dengan proses belajar mengajar,” lanjut Kepala Perpusnas.
Sementara itu, Founder Reading Bug sekaligus Pembina Read Aloud Indonesia, Rossie Setiawan, menerangkan bahwa kegiatan baca nyaring adalah kegiatan sederhana. Orang tua menggunakan bahasa sederhana yang mudah dimengerti oleh anak.
Dari aktivitas read aloud, anak akan banyak mendapatkan kosakata yang pada akhirnya mendorong anak untuk berbicara.
“Read aloud adalah cara mudah untuk mengembangkan literasi sejak dini,” imbuh Roosie.
Roosie kembali menerangkan bahwa tujuan dari read aloud bukan untuk menyelesaikan satu buku, melainkan proses interaksi, dialog, kedekatan komunikasi anak dengan orang tua.
Tradisi ini yang di era sekarang berkurang akibat pergeseran budaya. Guru Besar Antropologi Universitas Indonesia, Semiarto Aji Purwanto, menjelaskan sejak dulu nenek moyang Indonesia telah terbiasa dengan tradisi tutur (lisan). Membacakan dongeng setiap kali sebelum anak tidur.
"Kehadiran medium digital seperti YouTube dan sebagainya malah menggeser peran yang semestinya diperankan para orang tua. Misalnya, kedekatan (bonding) antara anak dengan orang tua yang kini lebih banyak diambil alih oleh dunia digital," ujar Semiarto.
Kegiatan read aloud semestinya dilakukan secara rutin setiap hari selama 10-15 menit. Selama read aloud, orang tua menggunakan bahasa sederhana yang mudah dimengerti oleh anak serta menggunakan intonasi dan ekspresi yang menggambarkan isi cerita sehingga anak tertarik untuk mendengarkan, menyimak, fokus, merasa senang, berimajinasi tentang isi cerita, dan akhirnya mendapatkan pengetahuan baru.