Meskipun seorang guru itu marah kepada anak didiknya, Wali Kota berharap, para tenaga pendidik harus tetap sabar dan mampu mengontrol emosinya. Karena, bagaimanapun guru adalah orang tua yang mendidik murid-murid menjadi pemimpin di masa yang akan datang.
"Kalau menciptakan pemimpin yang akan datang, maka mendidiknya harus penuh akhlakul karimah. Maka anak-anak didiknya akan menjadi pemimpin yang berakhlakul mulia nanti di kemudian hari," imbuhnya.
Di waktu terpisah, orang tua siswa Ali Muhjayin mengaku telah mencabut laporan polisi dan memaafkan guru tersebut. Karena sejak awal, dia hanya ingin memperjuangkan dunia pendidikan. Bukan hanya mengenai pendidikan anaknya, tetapi dalam arti luas untuk masa depan pendidikan Indonesia.
"Dalam artian saya ingin menjalankan kewajiban saya dari seorang ayah, itu mendidik anak saya dan menanamkan, ketika saya tidak bisa mengajarkan ilmu formal, saya tetap mengajarkan mereka budi pekerti, saling memaafkan dan berjiwa besar," kata Ali.
Baca Juga: Capai 900 Orang, Liponsos Keputih Kirim ODGJ ke Balai Kemensos
Apalagi, guru JS telah dianggapnya sebagai orang tua kedua yang telah mendidik anaknya di sekolah. Menurutnya, guru JS memiliki niat baik untuk mendidik anaknya. Hanya saja karena tersulut emosi, sehingga melakukan hal tersebut.
"Pak JS tetap sebagai orang tua murid saya, tentu saja orang tua saya juga. Jadi saya mempunyai kewajiban untuk menjaga dan menghormati Pak JS," tuturnya.
Tak lupa, Ali juga mengucapkan terima kasih kepada Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi, yang sejak awal telah memberi atensi khusus terhadap keluarganya.
"Kami sebagai warganya, kami sebagai anaknya mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya atas perhatian dan atensi yang luar biasa dari beliau. Ini luar biasa sekali bagi keluarga kami," pungkasnya.