Kasus Guru Pukul Siswa Berakhir Damai, Wali Kota Eri: Semoga Jadi Pembelajaran Bagi Warga

6 Februari 2022 19:09 WIB
Walikota Eri Cahyadi saat mengunjungi M Rheina Zahputra Ali (15) (Baju Biru) di rumahnya Jl. Kutisari, Utara III/32B, Selasa (1/2).
Walikota Eri Cahyadi saat mengunjungi M Rheina Zahputra Ali (15) (Baju Biru) di rumahnya Jl. Kutisari, Utara III/32B, Selasa (1/2). ( )

Surabaya, Sonora.ID – Kasus kekerasan yang dialami MR, siswa SMPN 49 Surabaya yang menjadi korban pemukulan guru  JS berakhir damai. Ini setelah orang tua korban, Ali Muhjayin mendatangi Polrestabes Surabaya  untuk mencabut laporannya pada Jumat (04/2/2022). Bahkan, guru dan keluarga korban pun  sudah saling memaafkan dan bersepakat menghentikan kasus tersebut.

Sejak awal, Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi telah menaruh perhatian khusus pada kasus tersebut.  Bahkan, ia juga sempat mengunjungi sekolah dan rumah korban di Jalan Kutisari Utara Gang 3.  Eri pun bersyukur, kasus ini berakhir damai dan dapat saling memaafkan antar keduanya.

"Alhamdulillah kemarin Pak Ali itu menyampaikan akan istikharah, waktu saya datang ke rumah  beliau. Dan saya sampaikan, Pak Ali ini kan orangnya saleh, hidupnya penuh dengan agama,  sehingga waktu itu beliau menyampaikan akan mencabut itu (laporan)," kata Eri, Sabtu  (05/02/2022).

Baca Juga: Sah! Per Senin, PTM di Kota Banjarmasin Kembali Lagi 50 Persen

Wali Kota menuturkan, bahwa sesama manusia itu memang harus saling memaafkan. Apalagi,  manusia tidak bisa lepas dari salah. Bagi dia, hal ini pun telah ditunjukan oleh keluarga Ali  Muhjayin dengan mencabut laporan ke Polrestabes Surabaya dan memaafkan guru tersebut.

"Saya matur nuwun sanget (terima kasih banyak), kita diberi contoh oleh Pak Ali bahwa warga  Surabaya harus saling memaafkan. Kalau ada kekurangan dan kesalahan, bagaimana kita  memperbaiki kesalahan itu agar menjadi lebih baik lagi," tuturnya.

Eri menilai, bahwa kasus ini menjadi bukti bahwa warga Kota Surabaya memiliki rasa  empati dan gotong royong yang tinggi. Ia berharap, kejadian ini dapat menjadi pembelajaran dan  contoh bagi warga. Baginya, ketika membangun Surabaya ini dilakukan oleh dengan hati seperti Ali  Muhjayin, maka dia yakin Kota Pahlawan akan menjadi lebih hebat dari hari ini.

"Rasa empati, rasa gotong royong dan tepo seliro itu ditunjukkan betul di Kota Surabaya. Dan  semoga ini bisa menjadi contoh bagi saya pribadi wali kota, secara umum juga kepada seluruh  warga Surabaya," pesannya.

Lantas bagaimana dengan proses administrasi terhadap guru JS tersebut? Eri  menyatakan, bahwa proses ini tetaplah berjalan dan tengah ditangani oleh Inspektorat Surabaya.  Pihaknya pun bakal melakukan tes psikologi terhadap guru tersebut, sehingga muridnya dapat lebih  nyaman.

"Fainsya Allah, ketika Pak Ali sudah mencabut laporan di polres, maka kami juga akan  mempertimbangkan itu. Sehingga nanti ke depan gurunya juga diberikan kesempatan agar ini  menjadi pembelajaran betul, maka tidak ada lagi kekerasan guru terhadap muridnya," terangnya.

Meskipun seorang guru itu marah kepada anak didiknya, Wali Kota berharap, para tenaga  pendidik harus tetap sabar dan mampu mengontrol emosinya. Karena, bagaimanapun guru adalah  orang tua yang mendidik murid-murid menjadi pemimpin di masa yang akan datang.

"Kalau menciptakan pemimpin yang akan datang, maka mendidiknya harus penuh akhlakul  karimah. Maka anak-anak didiknya akan menjadi pemimpin yang berakhlakul mulia nanti di  kemudian hari," imbuhnya.

Di waktu terpisah, orang tua siswa Ali Muhjayin mengaku telah mencabut laporan polisi dan  memaafkan guru tersebut. Karena sejak awal, dia hanya ingin memperjuangkan dunia pendidikan.  Bukan hanya mengenai pendidikan anaknya, tetapi dalam arti luas untuk masa depan pendidikan  Indonesia.

"Dalam artian saya ingin menjalankan kewajiban saya dari seorang ayah, itu mendidik anak saya  dan menanamkan, ketika saya tidak bisa mengajarkan ilmu formal, saya tetap mengajarkan mereka  budi pekerti, saling memaafkan dan berjiwa besar," kata Ali.

Baca Juga: Capai 900 Orang, Liponsos Keputih Kirim ODGJ ke Balai Kemensos

Apalagi, guru JS telah dianggapnya sebagai orang tua kedua yang telah mendidik anaknya di  sekolah. Menurutnya, guru JS memiliki niat baik untuk mendidik anaknya. Hanya saja karena  tersulut emosi, sehingga melakukan hal tersebut.

"Pak JS tetap sebagai orang tua murid saya, tentu  saja orang tua saya juga. Jadi saya mempunyai kewajiban untuk menjaga dan menghormati Pak JS,"  tuturnya.

Tak lupa, Ali juga mengucapkan terima kasih kepada Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi, yang sejak  awal telah memberi atensi khusus terhadap keluarganya.

"Kami sebagai warganya, kami sebagai  anaknya mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya atas perhatian dan atensi yang luar biasa  dari beliau. Ini luar biasa sekali bagi keluarga kami," pungkasnya.

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
92.0 fm
98.0 fm
102.6 fm
93.3 fm
97.4 fm
98.9 fm
101.1 fm
96.7 fm
98.9 fm
98.8 fm
97.5 fm
91.3 fm
94.4 fm
102.1 fm
98.8 fm
95.9 fm
97.8 fm
101.1 fm
101.1 Mhz Fm
101.2 fm
101.8 fm