3. Anggaran Alat Produksi
Anggaran alat produksi tentu beda dengan anggaran produksi.
Anggaran produksi digunakan untuk bahan dari produk yang kamu jual dan kamu akan membelinya lagi bisa bahan ini sudah habis terpakai untuk membuat barang yang telah terjual.
Bila berbicara alat produksi berarti ini tidak termasuk pengeluaran tiap bulan, melainkan jangka panjang.
Namun, anggaran alat produksi tetap harus di catat untuk melihat apakah modal kamu bisa mencukupi untuk membangun bisnis ini atau masih membutuhkan dana tambahan.
4. Anggaran Tenaga Kerja
Bila kamu seorang pengusaha yang sudah memiliki karyawan atau tenaga kerja, kamu harus mencantumkan anggaran untuknya meski hanya satu orang.
Kamu bisa menggarkan upah sesuai dengan jam kerja dalam satu hari atau bila itu karyawan untuk membuat suatu barang dengan kata lain kamu bisa memberikan gaji sesuai dengan target produksi barang yang akan kamu jual.
Namun, banyak yang meggunakan cara dengan menggaji karyawan sesuai dengan ketetapan UMR.
Baca Juga: Pengen jadi Entrepreneur? Ini 5 Tips Awali Bangun Usaha untuk Anak Sekolah
5. Anggaran Adiministrasi
Ini dinilai cukup sepele bagi sebagian orang yang baru saja membangun bisnis.
Anggaran administrasi ini digunakan bila kamu membutuhkan perlengkapan surat menyurat yang dibutuhkan secara fisik.
Apalagi bagi kamu yang memiliki bisnis yang masih menggunakan alat tulis kantor, anggaran ini sangat perlu untuk dicatat.
Meski dinilai akan memiliki nominal yang kecil, anggaran administrasi tetap harus tersedia dan tercatat untuk melihat pengeluaran dari bisnis yang sedang kamu bangun.
6. Anggaran Overhead
Anggaran overhead lebih kepada anggaran yang berkaitan pengeluaran listrik, air, dan sewa tempat.
Bila kamu memiliki bisnis yang membutuhkan sewa tempat dan pembayaran listrik, kamu juga perlu menyiapkan modal untuk itu.
Sebab, bagi beberapa bisnis anggaran overhead sangat menelan banyak modal di awal tahun membangun bisnis.
Baca Juga: Gengsi Orang, Datangkan Cuan! Inilah 2 Anutan Bisnis Cerdik Masa Kini