Baca Juga: Tahun 2021 Provinsi Jawa Barat Tertinggi dalam Realisasi Investasi
"Jawa Barat juga pernah menghadapi kenaikan kasus dengan mengambil kebijakan PPKM berlevel. Namun dengan tim dan satgas yang lebih siap, harapannya ekspektasi ekonomi tetap bisa dikelola dengan baik. Sehingga setelah Omicron ini berlalu, bisa dikelola lagi ekonominya," kata Herawanto.
Herawanto memprediksi, ekonomi triwulan I/2022 tidak akan tetap on the track, walaupun ada ancaman Omicron.
"Selain omicron, tantangan ekonomi global juga akan dihadapkan pada kondisi di mana inflasi akan naik serta kebijakan ekonomi global yang berpengaruh terhadap ekonomi Indonesia," pungkasnya.
Sementara itu, Kepala OJK Jawa Barat, Indarto Budiwitono, memaparkan, pada tahun 2021 penyaluran pembiayaan di Jawa Barat tumbuh sebesar 6,15%, atau tertinggi kedua setelah Banten. Prosentase ini melonjak tinggi dibandingkan tahun 2020 yang hanya bertumbuh 2,87.
"Pertumbuhan pembiayaan tersebut sejalan dengan kinerja perbankan yang tumbuh positif, baik dari sisi asset, DPK dan kredit," papar Indarto.
"Di sisi lain, tingkat NPL masih terjaga. Posisi NPL per Desember 2021 juga membaik menjadi 3,51 persen dibanding Desember 2020 sebesar 3,90 persen," paparnya lagi.
Indarto menambahkan, stabilitas sektor keuangan pada 2022 diperkirakan semakin baik didukung oleh kinerja perbankan, IKNB dan pasar modal yang semakin baik.
Baca Juga: Perbasasi Jabar Siapkan Atlet-Atlet Berprestasi Untuk Hadapi Pon 2024