Bahkan, penghematan tersebut mencapai USD 800 juta pada tahun 2020 lalu, sedangkan pada tahun 2021 menghemat lagi hingga USD 2,3 miliar.
Jadi, meski harga minyak mentah dunia terus merangkak naik, Pertamina masih bisa belum menaikkan harga BBM selama dua tahun terakhir ini.
Meski merugi karena tidak menaikkan harga BBM, namun kerugian tersebut ditutupi dengan adanya efisiensi perseroan dan pergantian sebagian selisih harga oleh pemerintah.
“Tahun lalu itu tekor, jual rugi karena enggak naikkan harga BBM, tapi kami lakukan cost optimization. Itu jadi satu hal blessing karena kami bisa lakukan penghematan, optimasi biaya,” sambungnya bangga.
Lebih dari itu, Ahok menyatakan bahwa Pertamina bahkan bisa meraup untung hingga USD 5 miliar jika pemerintah bisa mengubah skema pemberian subsidi BBM maupun elpiji.
“Mungkin untungnya bisa 4-5 miliar dollar AS buat Pertamina itu harusnya bisa. Harapan saya pemerintah mulai membuat subsidi ke orang langsung, bukan di barangnya,” tegas Ahok menambahkan.
Baca Juga: Direksi Pertamina Sidak SPBU dan Pertashop, Pastikan BBM Aman