Makassar, Sonora.ID - Pemerintah setempat diminta segera menyiapkan langkah antisipasi menyusul tren kenaikan Covid-19.
Diketahui, lonjakan kasus dalam sepekan terakhir cenderung tinggi. Data di Makassar pada 11 februari 2022, bertambah 298 kasus per hari.
Epidemiolog Universitas Hasanuddin, Prof Ridwan Amiruddin menyampaikan hal itu saat dimintai tanggapan.
"Indonesia secara resmi telah memasuki fase gelombang ketiga Covid-19, dan Sulsel hampir dapat dipastikan sudah masuk tahap awal," ujarnya.
Langkah taktis dalam menekan laju pertumbuhan dirasa perlu sebagai mitigasi dini penularan.
Dengan cara, perilaku yang bersifat mengeliminasi paparan, melemahkan dan menurunkan densitas virus.
Baca Juga: Update Kasus Covid-19 di Indonesia, Jumlah Meninggal Bertambah
"Ini akan terus tumbuh bila tidak dilaksanakan langkah-langkah strategis dari pemerintah yang bersifat memutus mata rantai penularan, dan langkah-langkah itu harus bersifat masif, struktural dan terencana," jelasnya.
Peningkatan imunitas warga dengan vaksin, kata dia dan penataan lingkungan kerja yang lebih membatasi penularan sangat diperlukan.
"Juga pembiasaan memakai masker yang benar serta menghindari kerumunan tanpa perlindungan yang tepat harus kembali dibiasakan," lanjutnya.
Dia mengatakan, seluruh pihak harus mengenal baik ciri-ciri dasar dari Covid-19 agar mudah diantisipasi.
Covid-19 atau SarCov2 ini kata dia, disebut memiliki Ro 2-3, dimana waktu reproduksinya sekitar 3-5 hari. Kondisi ini membuat kecenderungan melipat gandakan diri sangat tinggi.
Hal inilah yang dinilai menjadi kekuatan virus tersebut, hanya saja jenisnya disebut mudah luruh dengan zat kimia tertentu.
"Dengan clorin, alkohol, antiseptik, sabun dan hand sanitiser," lanjutnya.
Baca Juga: Ini Penyebab dan Cara Merawat Rambut Rontok Pasca Sembuh Covid-19
Sehingga keberadaan zat-zat tersebut paling tidak harus mudah dijangkau. Selanjutnya yang berpengaruh terhadap pertumbuhan kasus adalah tingkat kerentanan individu.
Kerentanan individu terukur dari tingkat imunitas seseorang (IgM dan IgG). Imunitas yang tinggi lebih terlindungi dari serangan. Tingkat perlindungan yang baik lanjutnya dapat diperoleh secara natural, seperti kekebalan setelah terpapar alias penyintas hingga kekebalan buatan melalui vaksinasi.
"Semakin lengkap cakupan vaksinasi seseorang, semakin tinggi tingkat imunitas individu dari serangan Covid-19," ujarnya.
Aspek ketiga yang berkontribusi terhadap perubahan jumlah kasus adalah aspek lingkungan yang terdiri dari lingkungan fisik, kimia, psikis dan lingkungan sosial.
Akumulasi kondisi lingkungan yang buruk berdampak pada tingginya tingkat transmisi pada populasi, sehingga insiden kasus cenderung meningkat dan bertahan di populasi.
"Semakin tinggi tingkat kontak erat dengan seseorang, semakin lama dan semakin sering kontak dengan orang lain maka peluang besar untuk terjadinya pemaparan akan semakin meningkat," tutupnya.
Baca Juga: GWS AYANG! Wonwoo SEVENTEEN Dikonfirmasi Positif COVID-19, Gejalanya Sakit Tenggorokan