Sonora.ID - Hari Valentine adalah sebuah hari dimana dilambangkan sebagai salah satu hari yang penuh akan suka cita dan juga kasih sayang.
Hari tersebut biasanya jatuh pada tanggal 14 Febuari pada tiap tahunnya. Sebelum ditentukan sebagai hari kasih sayang, hari ini memiliki kisah sejarah yang cukup panjang.
Terdapat dua kisah sejarah yang cukup terkenal terkait dengan hari valentine.
Kisah legenda yang ada dibalik hari valentine pertama adalah seorang pendeta bernama Valentine dipukuli dan berakhir dipancung pada 14 Febuari 78 Masehi, lantaran melanggar kebijakan seorang Kaisar Claudius II.
Sementara kisah legenda yang lain mengambarkan bahwa har Valentine adalah sebuah hari dimana Festival Lupercalia.
Baca Juga: Sajian Valentine Untuk si Sayang, Ini Resep Spaghetti Rose yang Creamy Banget!
Dimana festival tersebut merupakan sebuah tradisi dari nenek moyang bangsa tersebut yang erat kaitannya dengan hal berbau seksual.
Festival tersebut sangat tidak bermoral dan seiring waktu tradisi festival tersebut diubah menjadi lebih baik,
Dua kisah legenda berbeda yang membuat HariValentine menjadi salah satu hari yang melambangkan kasih sayang pun membuat beberapa umat beragama tidak dapat merayakanya.
Salah satunya adalah umat muslim, dimana banyak yang sepakat bahwa merayakan hari valentine adalah hal yang haram.
Baca Juga: Anti Mainstream, Ini 5 Makanan Khas Perayaan Valentine di Dunia, Ada Sup Ikan Piranha!
Hal ini ditegaskan oleh Buya Yahya dalam video dakwahnya yang ada di Channel Youtube Al-Bahjah TV (12/02/18).
“Kepada anak-anakku, adik-adikku, semuanya urusan valentine bukan budayamu, itu budaya di luar islam,” ujar Buya Yahya dengan nada halus.
Menurut Buya Yahya terlepas dari apapun sejarah yang ada dibelakang valentine hari tersebut bukanlah sebuah tradisi dan kebudayaan dari agama islam sendiri.
Dikhawatirkan membawa kebalitan jadi akan lebih baik dianjurkan untuk tidak mengikuti.
Sebab didalam islam tidak memiliki hari kasih sayang, seluruh hari yang ada adalah untuk menyalurkan kasih sayang terhadap sesame umat manusia dan beragama.
Baca Juga: Kesepian di Hari Valentine? Yuk, Atasi dengan 5 Tips Berikut
Selain itu, Buya yahya juga membahas mengenai hukum memberikan atau menerima cokelat dihari Valentine.
Dalam masalah ini Buya Yahya mengatakan bahwa menerima barang atau cokelat bukanlah sesuatu yang dosa jika barang atau cokelat tersebut halal.
"Adapun sesuatu yang dihadiahi di acara tersebut barangnya bukan barang haram bisa saja dimakan, akan tetapi yang dikhawatirkan Anda menikmati lalu terbawa," ujar Buya Yahya.
Dalam hal ini Buya Yahya menyamakan dengan dibolehkannya umat muslim menerima makanan dari orang nasrani yang tengah merayakan natal.
Jadi selama makanan yang diberikan adalah halal maka boleh menerima dan memakannya. Yang tidak boleh dilakukan adalah turut andil dalam perayaan dan sengaja melestarikan kebudayaan yang bukan berangkat dari ajaran agama islam.
"Namun, kalau pemberiannya itu dalam irama membesarkan acara tersebut itu dosa, karena niatnya tadi ingin membesarkan syiar Valentine. Makanannya boleh dimakan asalkan hatimu kuat," ujar Buya Yahya.
Baca Juga: Bunga, Cokelat, Netflix and Chill? Ini 5 Rekomendasi Film untuk Mengisi Hari Valentine-mu!
Dalam hal ini sosok Buya Yahya bahkan menyarankan agar menunjukan tanda kasih sayang kepada sang pemberi cokelat berupa nasehat.
Dimana memberi cokelat tidak harus pada saat hari Valentine namun bisa kapan saja.
"Balas nasehatin dia, agar tahun depan kalau masih kasih cokelat tidak usah nunggu Valentine. Jadi menerima cokelatnya itu halal jika diberikan sukarela. Cuma haramnya adalah jika ada nilai pengagungan kepada syiar maka jadi haram," tutup Buya Yahya.
Dri ceramah yang telah diungkapkan Buya Yahya dapat ditarik kesimpulan bahwa memakan dan menerima pemberian cokelat dihari valentine bukanlah hal yang haram selama barang atau makanan yang diberikan halal.
Namun untuk memberi cokelat dengan maksud mengagungkan atau melestarikan suatu perayaan yang bukan bagian dari ajaran agama islam untuk tidak dianjurkan melakukannya.
Jika umat muslim ingin memberikan makanan, barang atau hal lain dengan maksud sedekah atau berbagi hendaknya tidak pada hari perayaan bisa dilakukan pada hari biasa.
Tujuannya agar makna pemberin tidak tercemar dengan syiar perayaan kebuayaan tertentu.
Baca Juga: So Sweet, Ini 20 Ucapan Hari Valentine yang Penuh Kasih Sayang