Sonora.ID - Pembicaraan tentang minyak goreng masih menjadi salah satu topik yang hangat di masyarakat semenjak pemerintah mengeluarkan kebijakan untuk menurunkan harga salah satu dari 9 bahan pokok tersebut.
Bahkan beberapa saat yang lalu tersebar video di media sosial yang menunjukkan para ibu berebutan hingga membuat keributan pada saat hendak membeli minyak goreng di super market, pasalnya terlihat bahwa persediaan minyak goreng yang tidak banyak.
Beberapa posting-an juga mengabadikan rak minyak goreng di mini market yang kerap kosong.
Di sisi lain, dikutip dari Kompas.com, pihak Kementerian Perdagangan (Kemendag) pun meminta seluruh pihak e-commerce, mulai dari Shopee hingga Tokopedia untuk menurunkan penjual yang menjual minyak goreng dengan harga melambung.
Hal ini disampaikan langsung oleh Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kemendag, Oke Nurwan, yang meminta pihak e-commerce untuk takedown pihak-pihak tersebut.
Seperti sudah diketahui sebelumnya bahwa pihak Kemendag menerapkan Harga Eceran Tertinggi (HET) untuk minyak goreng kemasan sederhana sebesar Rp 13.500 per liter dan Rp 14.000 per liter untuk minyak goreng kemasan premium, per tanggal 1 Februari 2022 yang lalu.
Dengan HET yang telah ditentukan Kemendag mengantisipasi jika masih didapati pihak yang menjual minyak goreng dengan harga yang lebih tinggi melalui aplikasi belanja online tersebut.
“Kami juga memantau e-commerce, pada marketplace yang memfasilitasi perdagangan, harus men-takedown manakala ada pelaku perdagangan yang menjual minyak goreng lebih dari HET,” ungkapnya memberikan imbauan.
Pasalnya, sejak adanya kemajuan teknologi dan kemudahan internet, belanja secara daring memang menjadi pilihan, terlebih dalam kondisi pandemi seperti saat ini.
Baca Juga: 6 Cara Ampuh Menghilangkan Pedas atau Panas di Tangan Akibat Cabai!
Maka, e-commerce pun tak lepas dari pantauan pihak Kemendag.
Dalam kesempatan yang sama, Oke juga menyatakan bahwa telah memastikan minyak goreng sebanyak 27 juta liter akan tersedia hingga 2 minggu ke depan.
Dengan demikian, masyarakat tidak kesulitan untuk memperoleh barang pokok ini dengan harga yang terjangkau, dan hal-hal seperti berebut minyak goreng pun tidak perlu untuk terjadi, mengingat stok yang masih tersedia.
“Tapi mungkin untuk wilayah Timur agak terlambat karena masih dalam proses perjalanan,” sambung Oke menambahkan.
Baca Juga: Tarik Ulur Harga Minyak Goreng di Indonesia, Kata Ekonom Ini yang Jadi Permasalahannya