Palembang, Sonora.ID – Penambahan kasus covid-19 pada anak-anak di Sumatera Selatan dalam satu minggu terakhir mengalami peningkatan yang luar biasa.
Dr Azwar Aruf Sp.A, M.Sc dari perwakilan IDAI (Ikatan Dokter Anak Indonesia Cabang Sumatera Selatan) kepada Sonora (13/02/2022) mengatakan bahwa satu minggu kemarin penambahan kasus covid-19 pada anak melesat sebanyak 137 kasus dari yang biasanya satu hingga dua kasus perminggunya.
"Pada anak (usia 0 hingga 18 tahun) satu minggu kemaren melesat angkanya 137 dalam satu minggu, kalau dipresentase 9,4 % dari total keseluruhan kasus covid di Sumsel,” ujarnya.
Omicron adalah salah satu varian covid-19. Penelitian di hongkong oleh Chi-Wai dkk menyebutkan bahwa varian omicron memiliki kemampuan bereplikasi 70 kali lebih cepat pada sel saluran napas dibanding varian sebelumnya, sedangkan replikasi varian Omicron di parenkim paru-paru 10 kali lebih lambat dibanding varian delta.
Hal ini mungkin berhubungan dengan varian Omicron yang lebih mudah menular, akan tetapi gejala yang lebih ringan dibanding varian sebelumnya.
“Meskipun demikian kita harus tetap waspada karena tingkat keparahan COVID 19 tidak hanya ditentukan oleh laju replikasi virus, namun juga faktor lain seperti respon daya tahan tubuh.
Varian Omicron juga harus tetap diwaspadai karena memiliki jumlah mutasi yang tinggi. Jadi masyarakat tetap harus waspada dan tetap harus menjalankan protokol kesehatan dengan baik dan benar.
Baca Juga: Begini Kata Pengamat Soal Kurikulum Merdeka
IDAI secara nasional telah mengeluarkan rekomendasi untuk anak dalam melaksanakan proses sekolah.
Rekomedasi IDAI mengenai sekolah, untuk membuka pembelajaran tatap muka, 100% guru dan petugas sekolah harus sudah mendapatkan vaksinasi COVID 19, sekolah tetap harus patuh pada protokol kesehatan.
Untuk kategori anak usia 12-18 tahun, pembelajaran tatap muka dapat dilakukan 100% dalam kondisi tidak adanya peningkatan kasus COVID 19 di derah tersebut, tidak adanya transmisi lokal Omicron di daerah tersebut.
Pembelajaran tatap muka dapat dilakukan dengan metode Hybrid (50% luring, 50% daring) dalam kondisi masih ditemukan kasus COVID 19 namun Positivity rate dibawah 8%, ditemukan trasnmisi loka Omicron yang masih dapat dikendalikan.
Rekomendasi sekolah kategori anak usia 6-11 tahun, pembelajaran tatap muka dapat dilakukan metode Hybrid (50% luring, 50% daring) dalam kondisi tidak adanya peningkatan kasus COVID 19 di daerah tersebut, tidak adanya transmisi local Omickron di daerah tersebut.
Pembelajaran tatap muka dapat dilakukan dengan metode Hybrid (50% daring, 50% luring outdoor) dalam kondisi masih ditemukan kasus COVID 19 namun positivity rate dibawah 8%, ditemukan transmisi lokal Omicron yang masih dapat dikendalikan.
Rekomendasi sekolah untuk kategori anak usia dibawah 6 tahun tatap muka belum dianjurkan samapi dinyatakan tidak ada kasus baru COVID 19 atau tidak ada pengikatan kasus baru.
Dari sisi murid dan orang tua harus mendukug vaksinasi COVID 19, dan menjalankan protokol kesehatan dengan baik.
Pengawasan disekolah juga harus ketat bila melaksanakan PTM. IDAI telah memberikan rekomendasi mengenai hal tersebut, akan tetapi untuk pelaksanaan sekolah, kebijakan nya tetap ditentukan oleh pemerintah daerah setempat. Besar harapan agar rekomendasi IDAI tersebut dapat menjadi acuan pemerintah dalam memutuskan kebijakannya.
Baca Juga: Lebih Dekat Mengenal Teknologi NFT “Ghozali Everyday” Melalui Near Meetup Indonesia