Sonora.ID – Hasil survei secara internasional ini memberikan hasil yang tak terduga. Ternyata, Jakarta masuk dalam 5 kota paling tidak ramah bagi para solo traveler wanita.
Survei yang dilakukan oleh InsureMyTrip yang sedang ramai disorot media internasional di di tahun 2022 ini ternyata memberikan hasil bahwa banyak dari solo traveler adalah seorang wanita.
Dari hal tersebutlah, survei keramahan beberapa kota tujuan wisatawan perempuan dilakukan untuk mengetahui kota mana yang cukup aman untuk perempuan berwisata seorang diri di seluruh dunia.
Survei ini juga dilakukan dengan beberapa pertimbangan kategori, seperti:
Baca Juga: Palsukan Paspor hingga Sertifikat Vaksin, Imigrasi Soetta Bekuk Warga India
Bagi yang mendapat urutan kota teramah yaitu kota Madinah di Arab Saudi dengan nilai sempurna yaitu.
Kategori yang didapatkan oleh Kota Madinah terdapat pada dua poin, yaitu ‘berjalan aman sendirian di malam hari’ dan ‘tidak adanya serangan berdasarkan jenis kelamin.
Namun, dari seluruh dunia ada pula kota paling tidak ramah untuk dikunjungi seorang wanita berwisata. Salah satunya, yaitu Ibu Kota Indonesia, Jakarta.
Secara urutan, Jakarta masuk di posisi empat kota paling tidak ramah bagi solo traveler wanita.
Melansir dari beberapa sumber, berikut adalah urutan kota paling tidak ramah untuk solo traveler wanita:
Kemudian apa yang menjadikan Jakarta tidak ramah untuk para solo traveler wanita?
Jakarta juga dinilai memiliki ketimpangan sosial yang begitu ketara.
Selain itu menjamurnya pelecehan secara verbal menjadikan beberapa sudut kota ini dianggap berbahaya bagi turis mancanegara yang ingin melakukan solo traveling, khususnya seorang wanita.
Bila dilihat dari survei Pelecehan Seksual di Ruang Publik, yang dilakukan oleh Koalisi Ruang Publik Aman pada 2019.
Di Indonesia sendiri telah ditemukan 64 persen dari 38.776 responden perempuan pernah mengalami pelecehan seksual di ruang publik, dan itu termasuk Jakarta.
Pelecehan tersebut mayoritas terjadi di jalan dan transportasi umum, sehingga menyebabkan perempuan merasa takut untuk berpergian, kesulitan mengakses layanan yang tersedia secara umum, dan mencari penghidupan yang lebih baik.
Baca Juga: Rhenald Kasali: Beda Cara Pandang mengenai Pemindahan Ibu Kota Negara