Antara bahagia dan nyaman ini perlu dibedakan agar tidak salah arti.
Nyaman dalam bekerja biasanya hanya ditunjang oleh faktor eksteral, seperti memiliki rekan kerja yang suportif, budaya kerja yang mendukung, atau gaji besar.
Meskipun terkesan menyenangkan, motivator tersebut mengatakan kalau ini tidak akan membuatmu bahagia karena bila dibedah secara mendetail, sebenarnya kamu tidak suka pekerjaanmu.
Jiwa yang harus dimiliki pekerja adalah bekerja dengan lingkungan yang mungkin menantang namun kamu masih betah dan selalu ingin berkembang dalam bidang pekerjaanmu.
"Jangan sampai kamu bekerja dalam tipuan hanya karena bergantung pada rekan kerja," ujarnya.
Baca Juga: Hesti Bolongin Kondom Suami Pakai Peniti, Ini Tips Punya Keturunan
Tetapi, bagaimana jika kondisinya kamu menyukai dan bahagia dengan pekerjaanmu tetapi memiliki lingkungan yang tidak suportif sehingga tidak membuatmu nyaman?
Menurut Arvan, salah satu kuncinya adalah untuk mendekati sumber ketidaknyamanan tersebut.
"Kebiasaan kita adalah kita tidak nyaman dengan atasan tapi malah deketin orang lain. Padahal sumber ketidaknyamanannya adalah atasan" kata Arvan.
Kamu bisa memulainya dengan mengajak ngobrol, berdiskusi tentang pekerjaan, dan membuat kesepakatan.
Bahkan Arvan secaratidak tanggung-tanggung menyarankan agar sesekali kamu yang mengajak makan bareng atasan, lho!
Bagaimana sahabat Sonora? Berani coba?