Sonora.ID - Berbicara tentang pekerjaan maka tidak akan jauh dari pemaknaan 'beban', 'cara bertahan hidup', 'berat' dan sebagainya.
Pemaknaan yang negatif ini bisa jadi muncul karena kamu tidak menyukai pekerjaanmu.
Kamu hanya melakukannya karena tuntutan hidup tanpa adanya motivasi atau dorongan untuk membuatmu lebih maju dengan bidang yang sudah kamu tekuni.
Oleh karenanya, penting bagi kamu untuk bisa menyadari apakah kamu bahagia dengan pekerjaanmu saat ini.
'Berkaitan dengan itu, motivator Indonesia Arvan Pradiansyah menjelaskan tolok ukur bahagia dalam bekerja melalui siaran bertajuk 'Parameter Kebahagiaan di Pekerjaan, Apa Saja Itu? Ini Kata Arvan Pradiansyah' yang mengudara di Radio Smart FM.
Baca Juga: Bukan dari Harta! Ternyata Ini yang Membedakan Orang Kaya dan Miskin
Ketika membicarakan parameter bahagia dalam bekerja, maka terdapat dua faktor yang harus dibedakan, yakni job dan non-job.
Yang paling penting adalah apakah kamu menyukai job nya atau tidak.
Jika tidak bahagia, Arvan mengatakan ada baiknya kamu segera melakukan resign.
Selain itu, Arvan menegaskan kalau ada perbedaan perasaan positif dalam bekerja, yakni 'bahagia' dan 'nyaman'.
Antara bahagia dan nyaman ini perlu dibedakan agar tidak salah arti.
Nyaman dalam bekerja biasanya hanya ditunjang oleh faktor eksteral, seperti memiliki rekan kerja yang suportif, budaya kerja yang mendukung, atau gaji besar.
Meskipun terkesan menyenangkan, motivator tersebut mengatakan kalau ini tidak akan membuatmu bahagia karena bila dibedah secara mendetail, sebenarnya kamu tidak suka pekerjaanmu.
Jiwa yang harus dimiliki pekerja adalah bekerja dengan lingkungan yang mungkin menantang namun kamu masih betah dan selalu ingin berkembang dalam bidang pekerjaanmu.
"Jangan sampai kamu bekerja dalam tipuan hanya karena bergantung pada rekan kerja," ujarnya.
Baca Juga: Hesti Bolongin Kondom Suami Pakai Peniti, Ini Tips Punya Keturunan
Tetapi, bagaimana jika kondisinya kamu menyukai dan bahagia dengan pekerjaanmu tetapi memiliki lingkungan yang tidak suportif sehingga tidak membuatmu nyaman?
Menurut Arvan, salah satu kuncinya adalah untuk mendekati sumber ketidaknyamanan tersebut.
"Kebiasaan kita adalah kita tidak nyaman dengan atasan tapi malah deketin orang lain. Padahal sumber ketidaknyamanannya adalah atasan" kata Arvan.
Kamu bisa memulainya dengan mengajak ngobrol, berdiskusi tentang pekerjaan, dan membuat kesepakatan.
Bahkan Arvan secaratidak tanggung-tanggung menyarankan agar sesekali kamu yang mengajak makan bareng atasan, lho!
Bagaimana sahabat Sonora? Berani coba?