Sonora.ID - Nama salah satu Designer asal Indonesia terseret didalam kasus perdagangan organ manusia.
Hal ini terungkap usai Kepolisian Federal Brasil tengah melakukan penyelidikan terkait pengiriman paket yang diduga berisi organ manusia.
Paket tersebut rencananya bakal dikirim ke Singapura. Menurut hasil penyelidikan polisi mulanya menggerebek laboratorium di Amazonas State University (UEA).
Dari hasil penggerebekan ditemukan seorang tersangka yang merupakan professor anatomi di kampus tersebut.
"Laboratorium anatomi melakukan ekstraksi cairan tubuh," demikian bunyi pernyataan polisi, seperti dikutip laman Vice.
Baca Juga: Jika Tak Ingin Dikemoterapi, Jangan Abaikan 9 Gejala Kanker Serviks Pada Wanita Berikut Ini!
Kemudian ditemukan barang bukti berupa banyak organ manusia diawetkan dengan mengunakan metode Plastinasi yang mengunakan bahan seperti silicon dan epoksi.
Bahan ini digunakan sebagai pengganti cairan dan lemak tubuh agar organ tetap awet.
Pihak kepilisian Brasil berhasil mengungkap adanya indikasi paket berisi tangan dan tiga plasenta manusia yang dikirim dari Manaus, Brasil ke Singapura.
Jika terbukti bersalah dalam tindakan perdagangan organ manusia, hukuman penjara delapan tahun telah menantinya.
Jauh hari sebelum kejadian ini nama Designer Arnold sempat menghebohkan industry fashion di tahun 2020.
Dimana rancangan tas yang dibuatnya terbukti berasal dari tulang belakang seorang anak yang menderita osteoporosis.
Arnold bahwa mengakui bahwa tulang manusia tersebut didapatkan secara legal dan bersertifikat dari Kanada.
Baca Juga: Heboh, Designer Fashion Indonesia Design Tas Dari Tulang Manusia
Arnold juga sempat memancing perhatian warganet saat muncul dengan seragam mirip organisasi Pemuda Pancasila, di Paris Haute Couture Week.
Vice World News juga sempat mengonfirmasi kantor Imigrasi Singapura atas dugaan perdagangan organ ini, dan dikabarkan sedang menyelidiki tujuan kedatangan Arnold Putra ke Singapura.
Pihak imigrasi hanya menyebut Arnold datang ke Singapura pada bulan Februari untuk perayaan Tahun Baru Imlek.
Penggunaan darah, daging, organ, dan tulang manusia dalam industri sebenarnya bukanlah hal baru.
Kasus terakhir di Brasil terjadi di tahun 2011 dimana ada 3 orang dokter yang didakwa sengaja melakukan pembunuhan pada pasiennya setelah melakukan pengambilan hinjal dan akan mengirimkannya.