Di awal memulai bisnis, Febri juga menghadapi berbagai macam tantangan. Menurutnya, mulai dari mencari karyawan yang mau diajak bekerja sama hingga mencari aroma deterjen yang tepat harus benar-benar diperhatikan.
Untuk memikat hati pelanggan, ia mengaku rela menurunkan harga mati-matian menjadi Rp3.000/kg. Menurutnya, sebagai pijakan awal, keuntungan bukanlah menjadi tujuan utama. Meskipun setelahnya ia menetapkan kesamaan harga seperti tempat laundry lainnya, tapi ia cukup senang karena kini laundry-nya sudah lebih dikenal. Oleh karena itu, baginya pengetahuan dasar soal marketing itu perlu dipelajari oleh pebisnis.
Tak hanya itu, terkadang mereka harus melebihkan tenaga mereka untuk melakukan antar-jemput dengan menggunakan motor hingga menjadi kelebihan tempat laundry-nya. Jarak yang ditempuh pun cenderung cukup jauh. Tak hanya itu, mereka juga sering mendapat omelan dari pelanggan.
Baca Juga: Bangun Koneksi dengan Pembeli, Inilah Pentingnya Bisnis dengan Empati
Pengalaman yang Menjadi Pelajaran Berharga
Saat bisnis sudah berjalan, Febri mengaku barang pelanggannya pernah kecurian karena ada orang yang pura-pura mengaku ketinggalan bon. Dari pengalaman tak menyenangkan itu, akhirnya ia berbenah dan membuat kebijakan baru.
Kebijakan itu sekarang membuatnya dapat mengganti rugi dengan menyesuaikan dengan harga barang. Apabila terlalu mahal, ia menerapkan prinsip negosiasi dan hanya mengganti sesuai kesanggupan. Febri juga menjelaskan bahwa bisnisnya dijalankan tak hanya untuk kepentingan pribadi tapi juga donasi untuk Sekolah Impian.
Melalui siniar Smart Inspiration edisi SMART UMKM, kamu bisa mendengarkan perjalanan dan kisah founder-founder UMKM dari seluruh Indonesia. Pastinya, ada banyak pengetahuan dan inspirasi yang bisa menambah wawasan bisnis kita. Dengarkan langsung siniarnya di Spotify atau melalui tautan berikut https://spoti.fi/3zc52Qd!