Sonora.ID - Memulai bisnis merupakan tantangan bagi setiap orang. Oleh karena itu, dibutuhkan tekad yang kuat agar terus berkembang dan bermanfaat bagi diri sendiri juga orang lain. Dewasa ini, banyak juga yang membangun bisnis dengan tujuan untuk saling membantu sesama.
Febriansya, seorang lulusan pendidikan guru di Universitas Negeri Makassar, adalah salah satunya. Melalui siniar Smart Inspiration, ia mengungkapkan bahwa keuntungan dari bisnis laundry-nya digunakan untuk membangun Sekolah Impian. Sekolah ini dibangun dengan tujuan agar dapat menyekolahkan anak-anak pemulung secara gratis.
Awal-Mula Merintis Bisnis Laundry
Dalam siniar Smart Inspiration, Febri mengaku ia mendapat inspirasi untuk membuka tempat laundry dari kehidupan semasa kuliah. Menurutnya, mahasiswa itu terlalu sibuk berkegiatan hingga kadang lupa mencuci bajunya. Oleh karena itu, laundry bisa menjadi penyelamat di tengah kesibukan mereka.
Selain itu, keluarga Febri tak ada yang pernah membuka laundry. Ia mengaku orang tuanya hanyalah tukang jahit yang sederhana. Akan tetapi, karena senang mencuci baju–meskipun sudah ada istri, akhirnya ia membulatkan tekad membuka bisnis laundry. Dari situ, lelaki berusia 27 tahun itu, membangun bisnis dengan prinsip bisnis sosial (social entrepreneurship).
Baca Juga: Resolusi Keuangan dan Investasi, Cara Cuan Menyambut Tahun Baru
Sebelum memilih lokasi yang tepat, ia melakukan survei dengan memperhatikan berbagai aspek. Menurutnya, tak apa kalau lokasi itu banyak pesaing lain. Di lokasi bisnis laundry-nya sendiri terdapat tiga bisnis serupa.
Febri pun menjelaskan, "Kami ada niat tersendiri. Ada banyak laundry di Jln. Baji Dakka, tapi konsep kami gak sama seperti bisnis laundry lainnya karena separuh keuntungan laundry kita, kita sisihkan untuk anak pemulung."
Tantangan Memulai Bisnis
Di awal memulai bisnis, Febri juga menghadapi berbagai macam tantangan. Menurutnya, mulai dari mencari karyawan yang mau diajak bekerja sama hingga mencari aroma deterjen yang tepat harus benar-benar diperhatikan.
Untuk memikat hati pelanggan, ia mengaku rela menurunkan harga mati-matian menjadi Rp3.000/kg. Menurutnya, sebagai pijakan awal, keuntungan bukanlah menjadi tujuan utama. Meskipun setelahnya ia menetapkan kesamaan harga seperti tempat laundry lainnya, tapi ia cukup senang karena kini laundry-nya sudah lebih dikenal. Oleh karena itu, baginya pengetahuan dasar soal marketing itu perlu dipelajari oleh pebisnis.
Tak hanya itu, terkadang mereka harus melebihkan tenaga mereka untuk melakukan antar-jemput dengan menggunakan motor hingga menjadi kelebihan tempat laundry-nya. Jarak yang ditempuh pun cenderung cukup jauh. Tak hanya itu, mereka juga sering mendapat omelan dari pelanggan.
Baca Juga: Bangun Koneksi dengan Pembeli, Inilah Pentingnya Bisnis dengan Empati
Pengalaman yang Menjadi Pelajaran Berharga
Saat bisnis sudah berjalan, Febri mengaku barang pelanggannya pernah kecurian karena ada orang yang pura-pura mengaku ketinggalan bon. Dari pengalaman tak menyenangkan itu, akhirnya ia berbenah dan membuat kebijakan baru.
Kebijakan itu sekarang membuatnya dapat mengganti rugi dengan menyesuaikan dengan harga barang. Apabila terlalu mahal, ia menerapkan prinsip negosiasi dan hanya mengganti sesuai kesanggupan. Febri juga menjelaskan bahwa bisnisnya dijalankan tak hanya untuk kepentingan pribadi tapi juga donasi untuk Sekolah Impian.
Melalui siniar Smart Inspiration edisi SMART UMKM, kamu bisa mendengarkan perjalanan dan kisah founder-founder UMKM dari seluruh Indonesia. Pastinya, ada banyak pengetahuan dan inspirasi yang bisa menambah wawasan bisnis kita. Dengarkan langsung siniarnya di Spotify atau melalui tautan berikut https://spoti.fi/3zc52Qd!