Seorang ibu memiliki peran dan tanggung jawab besar yang tentu tidaklah mudah untuk dilakukan.
Ibu merupakan sosok penting dalam tahap pengembahan sifat serta karakter anak.
Ibu juga berperan sebagai guru pertama bagi sang anak dalam mengenal dunia.
Dapat dikatakan, ibu merupakan pilar dari kokohnya rumah tangga.
Kita baru menyadari betapa beratnya peran seorang ibu, ketika kita sendiri yang menjalaninya.
Setiap ibu tentu memiliki cara tersendiri untuk mengasihi dan menjadikan keluarganya penuh kebahagiaan.
Di sisi lain, tak jarang rasa bersalah menghampiri ibu karena ia merasa tak maksimal dalam menjalankan perannya.
Baca Juga: Membekas hingga Jadi Trauma, Vicky Shu: Please Jangan Body Shaming
Tak jarang ibu mendapat komentar tidak mengenakkan ketika ia menjalankan perannya, baik sebagai istri maupun seorang ibu.
Mom shaming merupakan salah satu fenomena yang berdampak negatif bagi seorang ibu.
Menurut Psychology Today, mom shaming adalah perilaku di mana terjadi pemberian kritik atau komentar kepada seorang ibu, yang justru membuatnya tertekan karena diucapkan dengan nada negatif.
Dalam kehidupan sehari-hari, mom shaming kerap ditemukan terutama pada seorang ibu yang baru melahirkan anak pertama.
Tanggapan miring, bahkan tak jarang meragukan kemampuan yang dimiliki, kerap ditanyakan oleh ibu-ibu lain yang merasa sudah lebih piawai perihal ilmu parenting.
Sangat disayangkan, pelaku mom shaming sering berasal dari orang-orang terdekat.
Mereka biasanya melontarkan komentar negatif perihal pola makan, pola asuh, seputar pemberian ASI, dan lain sebagainya.
Pelaku mom shaming beranggapan jika komentar yang mereka berikan, tak lain adalah bentuk dari sebuah perhatian.
Duh, kalau mau memberi perhatian, harus lebih bijak ya! Jangan sampai kita menyakiti perasaan orang lain.
Baca Juga: Hebat! 5 Seleb Ini Mengasuh Buah Hatinya yang Berkebutuhan Khusus Sepenuh Hati
Melalui siniar Semua Bisa Cantik bertajuk “Mom Shaming: Body Shaming yang Rentan Dialami oleh Para Ibu”, Ayoe Soetomo memberikan pandangannya terhadap perilaku mom shaming yang dampaknya dapat menimbulkan turunnya kepercayaan diri, bahkan bisa menyebabkan stres.
Lalu apa yang bisa dilakukan ketika mendapat perlakuan mom shaming?
Tak Perlu Ditanggapi Serius
Hal yang bisa dilakukan ketika mengalami mom shaming adalah, anggap itu hanyalah angin lalu.
Jika ingin menanggapi, maka jawablah secara santun dengan nada santai. Selain itu, bisa sampaikan ketidaknyamanan Anda atas komentarnya.
Hal ini sekaligus mengedukasi mereka tentang mom shaming, dan memberi tahu jika yang dilakukannya adalah sebuah tindakan yang salah.
Temukan Circle yang Positif
Menemukan lingkungan yang positif tentu memberikan dampak lebih baik untuk kehidupan kita.
Dukungan emosional yang diberikan saat kita menghadapi mom shaming juga diperlukan, agar bisa bangkit dan tidak terus-menerus terpikirkan hal yang negatif.
Ibu yang mendapat mom shaming, sangat butuh dukungan dari orang sekitar, meski hanya mendengar ceritanya saja.
Ingatlah, apa pun yang dilakukan oleh seorang ibu, ia lebih mengetahui segala yang terbaik untuk anak dan keluarganya.
Pilihan dan keputusan yang dibuat adalah keputusan terbaik dari berbagai pertimbangan dan pengetahuan yang dimiliki saat ini.
Tidak ada pilihan yang sepenuhnya salah, dan sepenuhnya benar. Bila keputusan tersebut nantinya belum tepat, selalu ada kesempatan untuk memperbaiki.
Baca Juga: Paket Lengkap! Ini 7 Rahasia Membesarkan Anak yang Bahagia dan Sukses
Tetap Tenang, Jangan Emosi
Bila Anda mendapati kalimat buruk dari orang lain, hal yang perlu dilakukan pertama kali adalah mengucapkan rasa terima kasih kepada mereka atas kritik yang diberikan.
Anda tidak punya kendali atas apa yang mereka katakan untuk Anda. Tetapi Anda punya kendali untuk memilih atau mengabaikan perkataan orang lain yang ditujukkan kepada Anda.
Anggap saja mereka sedang memberi masukan untuk Anda ke depannya. Tak ada salahnya juga mempertimbangkan saran orang lain.
Terlebih dari mereka yang sudah memiliki pengalaman menjadi seorang ibu sebelumnya.
Jangan berlarut dalam kesedihan jika mendapat mom shaming. Anda masih memiliki support system yang mendukung, seperti suami, orang tua, sahabat, dan orang terdekat.
Mintalah saran dari mereka, bagaimana seharusnya Anda menanggapi kejadian ini dengan bijak.
Anda lebih mengenal dan memahami anak Anda lebih baik dari orang lain. Tetap percaya diri atas apa yang Anda lakukan untuk Anak Anda, bukan berdasarkan apa yang orang lain percaya dan katakan.
Jika mom shaming terjadi di media sosial, maka Anda perlu untuk mematikan kolom komentar jika tak ingin terbebani oleh perkataan orang lain.
Topik menarik seputar kisah perempuan Indonesia dengan berbagai latar belakang dalam merangkul serta mendefinisikan kecantikannya, juga bisa Anda dengarkan melalui Spotify atau klik tautan berikut https://spoti.fi/3LLAPxs
Penulis: Alifia Riski Monika & Ristiana D Putri
Baca Juga: Optimalkan Parenting, Ini Cara Orang Tua Paham dengan Konteks Bohong yang Baik dan Buruk!