Sonora.ID - Vaksinasi merupakan salah satu komponen penting dalam strategi penanganan pandemi COVID-19.
Tujuan dari vaksinasi, salahsatunya vaksin booster ialah menekan angka risiko sakit yang parah hingga kematian akibat COVID-19.
Atas kerjasama pemerintah dan masyarakat, akhirnya terbukti sejak tanggal 22 Februari, jumlah kasus aktif COVID-19 menurun.
Tepatnya sekitar 549.431 orang dengan total pasien COVID-19 yang dirawat di rumah sakit berjumlah 37.638 pasien.
Dari angka tersebur berarti ada 813 pasien dengan kondisi berat dan 185 pasien dengan kondisi kritis.
Riset vaksin booster dibongkar! Kemenkes: Efek perlindungan vaksin booster hingga 91%.
Baca Juga: Agar Tidak Membahayakan Janin, Ini Syarat Vaksin Booster untuk Ibu Hamil!
Angka kematian COVID-19 meningkat pada kelompok lansia, komorbid, dan orang yang belum vaksin lengkap
Menurut pemaparan dr. Siti Nadia Tarmizi M.Epid., Juru Bicara Vaksinasi COVID-19 Kemenkes, pasien yang meninggal terdiri dari berbagai kategori kelompok seperti;
Ia menambahkan bahwa angka kematian terpantau meningkat pada kelompok lansia, komorbid, dan yang belum melengkapi vaksinasi.
Baca Juga: Pendapat Ahli Apabila Vaksin Covid-19 Keempat Direalisasikan
Risiko kematian bagi masyarakat yang telah vaksin booster
Melansir dari laman Sehat Negeriku, berikut risiko kematian bagi masyarakat yang telah vaksin booster berdasarkan kelompoknya:
Risiko kematian bagi masyarakat yang telah vaksin pertama dan kedua
Risiko kematian bagi masyarakat yang belum vaksin booster dan vaksin dosis 1, 2
Baca Juga: Vaksin Booster Lansia di Surabaya Mencapai 94,52 persen
Vaksin lengkap dan vaksin booster dapat memberikan perlindungan hingga 91 persen
Dr. Siti Nadia Tarmizi M.Epid., Juru Bicara Vaksinasi COVID-19 Kemenkes menyatakan bahwa vaksin lengkap sekaligus vaksin booster dapat memberikan hingga 91 persen dari kematian atau risiko terburuk akibat COVID-19.
“Vaksinasi lengkap ditambah booster dapat memberikan perlindungan hingga 91% dari kematian, atau risiko terburuk lainnya akibat COVID-19. Oleh sebab itu, pemerintah terus mempercepat laju vaksinasi bekerja sama dengan pemerintah daerah, serta instansi-instansi lain, seperti TNI dan Polri mengingat pentingnya vaksinasi ini,” ucap dr. Nadia.
Dr. Nadia menyampaikan bahwa selama Februari ini, kecepatan suntikan harian berada pada kisaran 1-1,4 juta dosis per hari.
Bukan berarti masyarakat abai terhadap protokol kesehatan (prokes)
Meski telah mendapatkan vaksinasi lengkap atau telah menerima booster bukan berarti masyarakat bisa abai terhadap protokol kesehatan.
“Vaksinasi dan disiplin menjalankan protokol kesehatan harus dijalankan secara berbarengan karena dua hal ini merupakan kunci kita dapat memutus rantai penyebaran virus COVID-19 dan melindungi anggota keluarga, termasuk orang tua, dari risiko terburuk,” tutup dr. Nadia.